Upacara Adat Betawi

Siapa disini yang anak Betawi asli? Bukan hanya anak Betawi saja, tetapi kita semua sebagai warga Indonesia harus tahu tentang apa saja Upacara Adat Betawi yang masih dijaga hingga sekarang.

Karena, arus globalisasi sangat berdampak kepada eksistensi budaya lokal Indonesia. Terjadi budaya masif dari luar negeri.banyak remaja yang saat ini lebih suka berpenampilan budaya korea, barat, dan malu dengan budaya asli Indonesia.

Padahal, busaya dari Indonesia itu sangat indah loh. Namun sayangnya, kesadaran dan percaya diri yang dimiliki oleh warga Indonesia belum terbangun.

Upacara Adat Lengkap dari Suku Betawi

Langsung saja kita bahas salah satu adat dari suku di Indonesia, yaitu Betawi.

1. Upacara Adat Perkawinan

Biasanya, Suku Betawi menikah dengan orang yang masih memiliki hubungan keluarga. Pasalnya, mereka percaya jika menikah dengan orang luar akan menimbulkan malapetaka.

Prosedur sebelum terlaksananya perkawinan adalah dengan mengenalkan langsung pemuda-pemudi. Jika sudah dirasa cocok, orang tua pemuda akan melamar ke orang tua si gadis.

Jika kedua pihak setuju, mereka akan menetukan hari untuk mengantarkan uang belanja-kawin yang biasanya diwakilkan kepada orang lain. yaitu kerabat kedua belah pihak.

Pada hari yang ditentukan, dilakukanlah upacara perkawinan. Setelah akad nikah, pemuda kembali ke orang tuanya, demikian pula dengan si gadis.

Baca Juga: Makanan Khas dari Betawi

2. Upacara Adat Palang Pintu Perkawinan

Pada waktu upacara besanan, pengantin pria diarak ke rumah pengantin wanita. Melalui upacara kenal jawab dengan irama pantun, diiringi dengan irama rebana dan lagu-lagu marhaban, pengantin laki-laki sudah diperkenankan masuk rumah untuk menemui pengantin wanita dan duduk bersanding.

Sesudah acara ini, maka pengantin wanita dapat mengikuti suaminya kembali ke rumah.

Pertunjukkan adu silat merupakan salah satu adegan yang selalu muncul pada palang pintu perkawinan. Palang ini merupakan salah satu prosesi upacara adat suku Betawi yang harus dilewati oleh kedua mempelai menjelang pernikahannya.

Upacara ini diawali dengan arak-arakan calon pengantin pria menuju rumah calon istrinya. Pada arak-arakan itu, selain iringan rebana ketimpring juga diikuti dengan barisan sejumlah kerabat yang membawa seserahan berupa roti buaya, sayur mayur, uang, jajanan khas, dan pakaian adat Betawi.

3. Upacara Masa Kehamilan

Upacara adat khas dari Betawi ini biasanya dikenal dengan upacara nujuh bulanan. Kebiasaan ini bertujuan untuk mendapatkan rasa aman, mensyukuri nikmat tuhan, dan memohon berkat pada Yang Maha Kuasa serta sebagai pemberitahuan tentang akan hadirnya seorang anggota baru di tengah-tengah mereka.

Tradisi adat Betawi ini juga mengandung harapan agar anak yang sedang dikandung akan lahir dengan selamat.

Untuk waktu upacara biasanya ditentukan menurut perhitungan bulan Arab dengan berpatokan pada bilangan tujuh, yaitu di bulan ketujuh kehamilan.

Tanggal yang ditentukan dipilih antara tanggal 7,17, atau 27. Acara ini dilakukan pada pagi hari dan hanya dilaksanakan pada kehamilan anak pertama saja.

4. Upacara Sekitar Kelahiran

Salah satu upacara adat Betawi yang jadi kebiasaan adalah kerik tangan dengan maksud sebagai serah terima tugas perawatan bayi beserta ibunya dan dukun kepada pihak keluarga.

Upacara ini umumnya dilakukan usai bayi putus pusar. Acara tersebut dimulai dengan pembacaan shalawat dan dilanjutkan dengan pencucian tangan emak dukun lalu diikuti oleh ibu dari si bayi.

Kemudian, emak dukun mengambil uang logam dari dalam air dan mengerik-ngerik tangan wanita yang baru melahirkan tersebut sampai pembacaan shalawat ke tujuh selesai.

Lalu, keduanya mengeringkan tangan dengan handuk dan saling membedaki. Upacara tersebut diakhiri dengan acara makan bersama semua warga yang hadir.

Pada waktu emak dukun pulang, ia akan diantar sampai halaman dan diberi sajen yang berisisajen nujuh bulan dan uang kebobok (uang yang berada dalam tempat air).

5. Upacara Sunatan

Anak pria yang sudah beranjak dewasa wajib disunat alat kelaminnya. Anak yang disunat disebut dengan pengantin sunat. Upacara ini terbagi menjadi 3 bagian, yaitu mengarak, menyunat, dan selamatan.

Tahap pertama adalah mengarak pengantin sunat mengelilingi kampung dengan urutan pembuka jalan, pengantin sunat yang mengendarai kuda atau ditandu dengan iringan barisan rebana atau pencak silat.acara ini dilakukan pada sore hari.

Esoknya, pagi-pagi anak yan mau disunat dimandikan dan direndam air beberapa saat. Setelah itu dilakukan sunatan dengan bantuan dukun sunat yang disebut bengkong.

Tahap terakhir adalah selamatan. Bagi keluarga yang mampu biasanya acara ini dilengkapi dengan hiburan kesenian rakyat.

6. Upacara Sedekah Laut

Upacara adat tradisional orang Betawi ini dilaksanakan sebagai persembahan kepada penguasa laut agar ketika para nelayan turun mencari ikan tidak mendapat gangguan.

Selain itu, tradisi adat Betawi ini juga dimaksudkan agar para nelayan pulang dengan membawa hasil yang baik.

7. Upacara Sero

Upacara sero merupakan tradisi bagi orang yang ingin membua sero (alat penangkap ikan) baru. Tujuannya adalah agar alat baru yang dipakai untuk menangkap ikan ini membawa keberuntungan bagi para nelayan berupa banyaknya jumlah ikan yang berhasil mereka tangkap.

8. Upacara Melepas Perahu Baru

Upacara melepas perahu ini bertujuan untuk meminta doa agar perahu yang baru dibuat dapat digunakan dengan kuat dan awet. Selain itu juga untuk membawa rezeki dan tidak diganggu oleh makhluk-makhluk jahat di laut.

9. Upacara Waktu Bertani

Upacara adat Betawi ini dilakukan saat ingin memulai pekerjaan di sawah. Seperti menanam, menuai, sampai menyimpan padi di lumbung.

Kebiasaan tersebut bertujuan untuk memohon berkah dan keselamatan agar hasil panen berlimpah.

10. Upacara Kematian

Upacara kematian disesuaikan dengan ajaran agam Islam. Jenazah awalnya dimandikan, dikafani, lalu dishalatkan.

Setelah itu, jenazah dikebumikan di pekuburan yang dilakukan oleh kaum pria. Kaum wanita tinggal di rumah dan menyiapkan sedekahan untuk acara tahlil yang diadakan pada malam pertama sampai malam ketujuh dan dilanjutkan pada malam ke-40.

Itulah informasi mengenai upacara adat Betawi yang kental dengan agama Islam. Semoga apa yang kami sampaikan disini dapat memberian manfaat.

About

You may also like...

Your email will not be published. Name and Email fields are required