Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai banyak kesenian. Salah satunya adalah seni tari. Kesenian ini juga banyak dikagumi oleh bangsa lain.
Tari Serimpi berasal dari Yogyakarta dan Surakarta. Seni ini biasanya dimainkan oleh beberapa wanita anggun. Gerakannya lembut dan pelan, menunjukkan kesopanan dan kelemahlembutan budaya keraton.
Nama tari ini juga dikaitkan dengan 4 unsur dalam kehidupan manusia. Yaitu grama (api), angin (udara, toya (air), dan bumi (tanah). Kata ini juga berkaitan dengan makna impi atau mimpi.
Namun tahukah kalian sejarah serta informasi-informasi didalam tarian ini? jika tidak, mari kita mengulasnya bersama-sama.
Sejarah Tari Serimpi

Tarian ini bermula di era kerajaan Mataram ketika Sultan Agung memerintah yaitu pada tahun 1613 – 1646.
Awalnya, seni ini merupakan tarian yang bersifat mistis dan hanya ditampilkan di Keraton Yogyakarta untuk acara kenegaraan dan peringatan kenaikan takhta Sultan. Sehingga hanya penari yang terpilih oleh kerjaan saja yang boleh mementaskannya.
Kerajaan Mataram lalu pecah menjadi dua kesultanan pada tahun 1775 yaitu Kesultanan Yogyakarta dan Kesultanan Surakarta.
Perpecahan tersebut menyebabkan perbedaan pada gerakan tarian namun masih memiliki arti yang sama.
Tarian serimpi yang berada di yogyakarta digolongkan menjadi Babul Layar, Genjung dan Dhempel.
Sedangkan untuk kesultanan Surakarta tari ini digolongkan menjadi Bondan dan Anglir Mendung.
Di tahun 1788 – 1820 tari ini muncul di lingkungan keraton Surakarta. Meskipun kesenian ini sudah ada sejak tahun 1613, namun tari ini mulai dikenal di khalayak banyak pada tahun 1970-an, karena sebelumnya terkekang oleh adanya tembok keraton.
Awalnya, tarian ini dinamakan Srimpi Sangopati yang berarti kandidat penerus raja. Namun kata serimpi memiliki arti perempuan. Di sisi lain, Dr.Priyono beropini bahwa nama tari ini berasal dari kata impi atau mimpi.
Maksudnya adalah ketika melihat tarian ini selama kurang lebih satu jam, penonton bagaikan dibawa ke alam lain atau alam mimpi.
Selain itu, seni ini merupakan tarian yang dianggap sakral dan juga suatu pusaka keraton. Tema yang disajikan pada tari Serimpi menggambarkan adanya pertikaian yang terjadi antara dua hal yang selalu bertentangan. Yaitu hal baik dan hal buruk, hal benar dan hal salah, serta nafsu manusia dengan akal manusia.
Busana Tari Serimpi

Awalnya, pakaian yang digunakan untuk tarian ini adalah pakaian temanten putri gaya keraton yogyakarta dengan dodotan juga hiasan kepala menggunakan gelung bokornya.
Kemudian sekarang menjadi kain seredan berupa baju tanpa lengan, dengan hiasan kepala khusus yang berjumbai bulu burung kasuari, gelungan berhiaskan bunga ceplok dan juga jebehan.
Karakteristik pemainnya terdapat pada keris yang diselipkan di depan dan disilang ke kiri. Keris ini dipakai karena keris merupakan salah satu alat yang digunakan dalam suatu adegan perang.
Selain keris, digunakan pula “Jembeng”. Jembeng adalah benda semacamperisak. Pada jaman pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono IX, tarian serimpi ditarikan dengan menggunakan properti pistol dengan arah pistol di tembakkan ke arah bawah. Hal tersebut terjadi pada abad ke-19.
Gerakan dan Iringan Musik

Dalam pertunjukkannya, penari menari dengan lemah gemulai dan gerakan yang sangat pelan mengikuti gamelan khas Jawa.
Gerakan dalam tari serimpi ini didominasi oleh gerakan tangan, kaki, dan kepala. Penari menari dengan gerakan lembut sambil memainkan selendang yang diikat di pinggangnya.
Ketika penari masuk, akan ada iringan dari gendhingan “sabrangan” iringan tersebut juga digunakan ketika penari keluar.
Tidak hanya itu, ada juga suatu musik tiup dan genderang yang pukulannya mempunyai ciri khas tersendiri untuk mengiringi penari. Pola lantai Tari ini sendiri menggunakan pola lantai vertikal.
Jenis Tari Serimpi
1. Padhelori
Jenis tari Serimpi Jawa Tengah ini merupakan tari yang diciptakan oleh Sultan Hamengku Buwono VI dan Sultan Hamengku Buwono VII yang masih dalam jenis tari klasik putri gaya yogyakarta.
Properti yang digunakan pada padhelori ini adalah Gendhing Pandhelori.
2. Sangopati (karya Sinuhun Pakubuwono IX)
Sangopati sebenarnya adalah sebuah tarian karya Sinuhun Pakubuwono IV yang memerintah Keraton Surakarta Hadiningrat pada tahun 1788 – 1820 dengan diberi nama serimpi Sanga pati
Kedua kata tersebut merupakan sebutan yang ditunjukkan kepada calon pengantin raja. Pada tahun 1861 – 1893, Pakubuwono IX yang saat itu memerintah mengkehendaki adanya perubahan nama dari Sangapati menjadi Sangupati.
Perubahan nama dilakukan karena saat itu para kolonil Belanda memaksa Sutan Pakubuwono IX untuk menyerahkan tanah pesisir pulau Jawa kepada mereka.
Mengenai hal tersebut, Pakubuwono IX mempertunjukkan tarian khas Serimpi Sangopati sebagai jamuan bagi para tamu Belanda.
Kesenian ini sebenarnya bukan hanya digunakan sebagai hiburan semata. Akan tetapi, sajian tarian tersebut sebenarnya dimaksudkan sebagai bekal kematian bagi Belanda.
Karena kata Sangopati mempunyai arti bekal mati. Saat itu, pistol yang digunakan oleh para penari sebenarnya telah diisi dengan peluru asli.
Maksud dari hal tersebut adalah kesiapan dari para penari, jika nantinya terjadi kegagalan dalam penyajian tariannya.
Para penari siap untuk mengorbankan jiwanya. Pakubuwono IX terkenal sebagai seorang raja yang sangat berani untuk menentang pemerintah kolonial Belanda dan pada saat itu menjadi penguasa wilayah Indonesia.
Pakubuwono IX meninggal pada tahun 1893 dalam usia 64 tahun. Setelah beliau meninggal, beliau digantikkan oleh putranya, yaitu Pakubuwono X.
Atas kehendak Pakubuwono X, Nama sangupati berubah menjadi serimpi Sangapati. Diubahnya nama tersebut mempunyai arti tersendiri.
Yaitu agar semua perbuatan manusia itu dan juga tingkah laku manusia mempunyai tujuan sehingga keselamatan dan kesejahteraan manusia terjamin. Wanita yang memeragakan seni ini berjumlah 4 orang.
Kemudian pada pertengahan permainan tari, para penari memberikan atau menyajikan minuman keras kepada kolonial Belanda menggunakan keahliannya.
Taktik tersebut digunakan untuk membuat para kolonial Belanda tidak sadar bahwa mereka sedang dikelabui.
Karena terbuai dengan keindahan tarian dan semakin banyak minuman keras yang ditelan, akhirnya perundingan mengenai pengambilan alih wilayah Jawa kepada Belanda pun gagal.
Hingga kini, kesenian ini masih dilestarikan. Namun fungsi dari tari serimpi itu sendiri hanya bertujuan sebagai hiburan.
Dan adegan minum arak yang terdapat dalam tarian tersebut tetap ada namun hanya sebagai simbolis saja, dan dengan catatan tidak menggunakan arak yang sebenarnya atau diganti dengan minuman lain.
3. China
Tari ini menjadi salah satu dari banyak jenis tari putri klasik yang berasal dari Istana kesultanan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Ciri khasnya terletak pada kekhususan busana yang dikenakan oleh para penari dengan menyesuaikan pakaian Tionghua.
4. Merak Kasimpir
Tari ini dibuat oleh Sultan Hamengku buwono VII. Seni ini menggunakan peralatan khusus yaitu Pistol dan Jemparing atau panah. Yang menjadi daya tarik adalah instrumen yang digunakan untuk mengiringi tarian yaitu Gending Merak Kasimpir.
5. Gendangwati
Tari ini diciptakan oleh Sultan Hamengku buwono V. tarian ini dipentaskan oleh lima orang penari. Dan bercerita tentang hubungan kekuatan ghaib yaitu kisah Angling Darmo yang magis.
Kesenian ini menggunakan tabahan properti berupa sebatang pohon dan seekor burung mliwis putih.
6. Anglirmendhug
Tarian yang diubah oleh K.G.P.A.A Mangkunagara I ini awalnya dimainkan oleh tujuh orang penari. Namun kini hanya dimainkan oleh empat penari.
7. Ludira Madu
Seni ini diciptakan oleh Pakubuwana V ketika masih menjadi putra mahkota keraton Surakarta dengan sebutan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom.
Tari ini diciptakan untuk mengenang ibunda tercintanya yang masih merupakan keturunan Madura. Yaitu putri Adipati Cakraningrat dari Pamekasan.
Ketika ibunya meninggal, Pakubuwono V masih berusia sekitar 2 tahun dan masi bernama Gusti Raden Mas Sugandi.
Tarian yang dimainkan oleh empat penari putri ini menggambarkan sosok seorang ibu yang sangat bijaksana dan cantik sesuai dengan syair lagu ludira madu.
8. Pistol
Tari serimpi pistol merupakan tari putri klasik gaya Yogyakarta yang diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VII. Ciri khas dari tarian ini yaitu menggunakan pistol sebagai properti.
9. Pramugari
Kesenian ini merupakan tari klasik putri gaya Yogyakarta yang diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VII dan menggunakan properti pistol. Namun, tar9ian ini menggunakan Gendhing Pramugari.
10. Renggawati
Serimpi renggawati merupakan tali klasik putri gaya Yogyakarta yang diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono V. Tari ini biasanya hanya dilakukan oleh 5 orang saja.
Keunikkan Tari Serimpi

1. Disajikan oleh 4 penari
Tarian dari Jawa Tengah ini disajikan dengan gerakan gemulai dan anggun yang menggambarkan sifat kesopanan, kehalusan budi dan kelemah lembutan. Yang menarik adalah jumlah penarinya yang hanya 4 orang.
2. Memiliki kedudukan yang istimewa di Keraton
Dari jaman dulu hingga sekarang, kedudukan seni ini sangat istimewa. Tari ini tidak dapat disandingkan dengan tarian keraton lainnya karena sifatnya yang sakral.
3. Merupakan tarian yang suci dan sakral
Tarian ini memiliki kesakralan dan kesucian yang tinggi yang melambangkan kekuasaan raja. Karena itulah, kesenian ini terasa keramat bila dibandingkan dengan tarian lainnya.
4. Hanya dipentaskan oleh orang terpilih
Karena sifatnya yang suci dan sakral, menjadikan tarian ini tidak boleh sembarang dimainkan oleh orang. Sehingga dilakukan pemilihan penari yang ketat dengan kriteria pemilihan orang keraton.
5. Tidak membutuhkan sesajen
Meskipun tarian ini sakral, namun tari serimpi tidak membutuhkan sesajen ketika pementasannya. Sesajen hanya digunakan pada momen-momen tertentu saja.
6. Perkembangannya sangat beragam
Tarian keraton ini memiliki perkembangan jenis yang beragam baik di kesultanan Yogjakarta maupun Surakarta.
7. Berkembang di luar keraton
Ternyata, diluar keraton kesenian ini juga berkembang. Kesenian tersebut merupakan tari serimpi lima yang banyak berkembang di wilayah pedesaan di tengah – tengah masyarakat desa Ngadireso, kecamatan Poncokusumo, kabupaten Malang, Jawa Timur.
Tarian ini digelar untuk membersihkan diri dari aura negatif serta menghilangkan nasib buruk.
Akhir Kata
Itulah beberapa hal mengenai tari serimpi yang bisa kita pelajari. Seni ini merupakan wujud dari kebudayaan Indonesia yang wajib kita lestarikan sama halnya dengan kebudayaan lainnya.
Oleh karena itu, marilah kita mulai menjaganya dengan terus menampilkannya di acara-acara disetiap kesempatan yang ada.