Tari Kipas

Selain mempunyai banyak makna, sebuah tarian tradisional juga menjadi media yang ideal untuk menggambarkan masyarakatnya. Misalnya, Tari Kipas yang menggambarkan karakter halus dan lembut wanita Sulawesi Selatan sementara kaum lelakinya keras dan tegas yang diwakili oleh hentakan musik pengiringnya.

Asal Tari kipas mulanya dari salah satu daerah di Sulawesi selatan yang terkenal akan budayanya. Terdapat 2 jenis tarian ini, yaitu Kipas Pakarena dan Kipas Serumpun.

Penasaran dengan bahasan ini? Yuk simak lebih dalam.

Tari Kipas Pakarena

Pengertian Tari Kipas Pakarena

Tari ini berasal dari Gowa, Sulawesi Selatan. Tari Kipas Pakarena adalah ekspresi kesenian suku makassar yang telah mentradisi di kalangan masyarakat Gowa yang merupakan wilayah bekas kerajaan Gowa.

Dalam perkembangannya, tarian ini selalu dikaitkan dengan perilaku perempuan Makassar yang banyak dijumpai di Kabupaten Gowa, Takalar, Bataeng, dan kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.

Tarian ini dimainkan oleh kurang lebih 4 penari perempuan dengan gerakan yang lembut dan halus. Sebenarnya, tarian ini terdiri dari 12 babak, namun oleh karena kehalusan gerakan, sehingga sulit membedakan pembabakan itu. Hanya gerakan posisi duduk yang menandakan awal dan akhr tarian.

Gerakan ditampilkan dengan sangat artistik dan bermakna. Ada gerakan berputar mengikuti arah jarum jam menggambarkan siklus kehidupan manusia, ada juga gerakan naik turun mencerminkan irama kehidupan.

Para pemusik bermain dengan sangat kencang. Terlebih pada pemain gendang yang memainkan alat musik membranofon dengan sangat enerjik.

Pemain gendang adalah pemimpin yang menetukan irama serta tempo. Selain itu ada juga alat musik lain seperti gong, katto-katto, dan puik-puik.

Sejarah & Mitos

Konon, tarian ini bermula dari kisah tentang perpisahan penghuni boting langi (negeri kahyangan) dengan penghuni lino (bumi) zaman dulu.

Sebelum berpisah, boting langi mengajarkan lino mengenai tata cara hidup, beroccok tanam, beternak hingga cara berburu melalui gerakan-gerakan tangan, badan, dan kaki.

Gerakan tersebut kemudian dijadikan tari ritual oleh penduduk lino untuk menyampaikan rasa syukur kepada boting langi.

Selain cerita tersebut, ada juga yang menghubungkan Tarian ini dengan legenda Tumanurung ri Tamalate yang merupakan somba (raja) pertama kerajaan Gowa.

Untuk pertama kalinya, Pakarena muncul bersamaan dengan putri tumanurung ri Tamalate. Katanya, Pakarena adalah tarian pengiring dan pelengkap kebesaran Tumanurung ri Tamalate.

Makna dan Fungsi Tari Kipas Pakarena

Kata Pakarena berasal dari kata “karena” yang artinya main. Meskipun kini juga populer disbeut sebagai Tarian Kipas Pakarena dengan fungsi sakral, tarian ini dulunya dinamakan Sere Jaga.

Tari Sere Jaga menjadi sarana ritual sebelum atau sesudah menanam padi. Saat itu properti yang digunakan adalah seikat padi pilihan yang dianggap sebagai dewi padi.

Selanjutnya, Sere Jaga digelar semalaman dalam upacara Ammatamata Jene, Ammata-mata Benteng, dan lain-lain. Namun seiring waktu, seikat padi diganti dengan kipas.

Selain dikaitkan dengan sifat wanita Makassar, tarian ini juga memiliki ciri khas. Yaitu, kipas, selendang, gerakan tangan lambat, langkah tenang dan musik yang bergemuruh.

Tarian ini juga digunakan sebagai ungkapan rasa syukur atas kebahagiaan yang telah mereka peroleh. Selain rasa syukur, tarian ini juga menunjukkan ekspresi kelembutan, kesucian, serta kesantunan dari kaum wanita.

Selain itu, tarian ini juga melambangkan siklus kehidupan manusia yang terwujud dari gerakan tari yang searah jarum jam. Serta lambang roda kahidupan dinamins pada manusia.

Gerakan Tari Kipas Pakarena

Tarian ini melibatkan sekitar 3,4,6 atau lebih penari perempuan. Para penari membawakan tari dengan lebih banyak menampilkan gerakan tangan terayun ke kanan dan ke kiri, serta ke depan secara beraturan dalam tempo yang lamban.

Gerakan tangan mekera terangkat paling tinggi hanya sebatas bahu dan tidak pernah terangkat hingga setinggi kepala dengan tangan kanan yang dilengkapi dengan kipas.

Pandangan para penari selalu tertuju ke lantai paling jajuh dua hingga tiga meter dari ujung kaki mereka. Adapun gerakan kaki hanya bergeser (ke kanan, kiri, depan, dan belakang) namun tidak terangkat dari permukaan lantai.

Pengiring Tari Kipas Pakarena

Iringan tetabuhan yang disebut Gandrang Pakarena merupakan gambaran karakter keras kaum pria makassar. Ada juga pendamping gendang, yaitu seruling, para pasrak, atau bambu belah dan gong.

Komposisi ini dikenal sebagai Gondrong Rinci. Dalam hal ini, pemain Gandrang sangat berperan besar dimana irama musik yang dimainkan selalu bergantung pada pukulan Gandrang.

Hal inilah yang menuntut pemain gandrang harus menyadari kepemimpinananya dan harus paham jenis gerakan dari Trai Pakarena.

Ada dua jenis pukulan dalam Gandrang. Pertama pukulan menggunakan stik yang terbuat dari tanduk kerbau, kedua pukulan tambu yang dipukul hanya menggunakan tangan.

Selain musik, ada juga iringan berupa syair atau lagu yang penyajiannya disesuaikan dengan acara yang diadakan. Misalnya, jika dipentaskan pada acara penyambutan pahlawan-pahlawan perang atau pada pesta bulan purnama. Salah satu lagu tarian ini adalah Dongang-dongang.

Busana dan Properti

Para penari menggunakan pakaian tradisional masyarakat Bugis Makassar yaitu Baju Bodo. Baju ini terbuat dari kain kasa transparan berlengan pendek dan dijahit bersambung dengan bagian lengan bagian dalam. Ukuran baju ini biasanya mencapai lutut manusia dan berbentuk persegi empat.

Dulu, Baju Bodo memiliki warna-warna tertentu sebagai penanda stratifikasi sosial masyarakat. Namun sekarang sudah bersifat umum dan memadukan beragam warna, selain itu bahan kain juga ada yang dibuat dari kain sutra.

Para penari juga mengenakan sarung (top). Mulanya, sarung yang digunakan polos tidak bercorak. Namun sekarang, sudah digunakan sarung yang bermotif.

Properti lainnya adalah selendang yang di selempang di pundak kiri yang warnanya bisa disesuaikan dengan warna baju bodo.

Adapun kipas yang digunakan adalah kipas biasa dan tidak ada model khusus.

Tari Kipas Serumpun

tari kipas serumpun

Pengertian Tari Kipas Serumpun

Tari Kipas serumpun adalah sebuah seni tari kreasi yang berasal dari kabupaten Banyuasin, provinsi Sumatera Selatan. Tarian ini menceritakan tentang jalinan kisah persahabatan diantara masyarakat.

Tarian ini ditarikan oleh delapan orang penari yang semuanya perempuan. Sebagai tari kreasi, jumlah tersebut bukanlah patokan baku dalam tarian sehingga bisa ditambah atau dikurangi dan disesuaikan dengan besar kecil ukuran panggung.

Sejarah dan Mitos

Banyuasin sebagai salah satu kabupaten di Sumatera Selatan dikenal sebagai daerah yang ditinggali oleh banyak suku dan agama. Tari kreasi kipas serumpun inilah yang kemudian diciptakan untuk menyatukan mereka dalam kegembiraan.

Makna dan Fungsi Tari Kipas Serumpun

Tarian ini memiliki makna tentang pentingnya sikap gotong royong antara sesama manusia dalam kehidupan bermasyarakat atau bertetangga. Sikap ini menyatu dalam kegembiraan yang tergambar dalam sebuah pesta rakyat.

Sikap kebersamaan dalam gotong royong ini menjadi penting bagi wilayah Banyuasin yang kian heterogen dan mempunyai banyak perbedaan di dalam latar belakang kebudayaan melayu yang satu.

Gerakan Tari Kipas Serumpun

Gerakan Tari Serumpun didominasi oleh gerakan tangan yang lincah sambil diiringi dengan alat musik tradisional.

Pengiring Tari Kipas Serumpun

Dalam pertunjukkannya, tari serumpun biasanya diiringi oleh alat musik seperti perkusi, kendang, dan akordion sebagai ciri khas dari musik melayu Sumatra. Penggunaan alat musik gitar dan bass elektronik menjadi pelengkap untuk menghasilkan musik pengiring.

Busana dan Properti

Para penari biasanya menggunakan baju khas yaitu baju kurung yang di dominasi oleh warna keemasan sebagai ciri khas dari adat daerah Sumatera Selatan. Ciri khas tersebut juga terlihat dari penggunaan siger yang biasa digunakan sebagai penutup kepala dan biasa dikenakan oleh mempelai perempuan dalam acara pesta pernikahan adat setempat.

Keunikan Tari Kipas

Tarian kipas pakarena berasal dari sulawesi selatan dan memiliki keunikan gerak tersendiri, yaitu pada gerak kaki yang tertahan di lantai dan dengan tangan yang terus mengalunkan kipas.

tari pakarena juga merupakan tari yang unik karena walaupun musik pengiringnya menghentak hentak namun tarian ini tetap dilakukan dengan lembut mengalun.

Dibawah ini adalah video Tari Kipas yang bisa kalian tonton:

Kesimpulan

Berbagai jenis kebudayaan yang ada di Indonesia merupakan sebuah kebanggaan bagi kita sebagai masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, kita harus senantiasa menjaga dan melestarikannya.

About

You may also like...

Your email will not be published. Name and Email fields are required