Tari Janger

Daya tarik pulau Bali memang tidak hanya sekedar keindahan alamnya saja. Tetapi berbagai suguhan budaya dan seni juga menjadi hal yang istimewa bagi wisatawan untuk datang ke pulau Dewata. Salah satunya adalah suguhan seni Tari Janger.

Berbeda dengan kesenian tari yang lainnya. Tari ini tidak seolah-olah mati karena munculnya kesenian bergaya modern. Karena, masyarakatnya senantiasa mengupayakan agar warisan ini tidak hilang begitu saja.

Lalu, tahukah kalian sejarah terbentuknya tarian ini? Mari simak artikel berikut ini.

Pengertian Tari Janger

Asal Tari Janger tentu saja dari Bali. Tarian ini masih berkembang cukup baik sampai saat ini. Kesenian ini ditarikan berkelompok sekitar 10-16 penari laki-laki dan perempuan secara berpasangan.

Tarian ini dikenal sebagai tari pergaulan, Biasanya untuk anak-anak remaja. Para penari wanita dinamakan Janger sedangkan penari pria dinamakan Kecak.

Dalam pementasan tari adat asal bali ini selain gerakannya, yang cukup menonjol adalah nyanyian Janger yang dibawakan, mereka menyanyi bersahut-sahutan antara penyanyi wanita dan pria. Selain itu, kosttum yang digunakan biasanya cukup menarik sehingga indah untuk dipandang.

Gerakan tariannya juga tidak sulit. Cukup sederhana namun tetap bersemangat. Hampir setiap orang bisa mempelajarinya dengan mudah dan lebih cepat dibandingkan dengan mempelajari tarian lainnya.

Musik yang digunakan biasanya adalah Tetamburan atau Gamelan Betel dan gender wayang. Tema yang dinyanyikan biasanya berkisar tentang pergaulan anak remaja. Seperti menanyakan identitas, cara berkenalan, kisah asmara dan rayuan.

Lagu tersebut biasanya bersifat gembira dan dibawakan oleh penari dengan penuh keriangan, sehingga membawa hawa positif dan menyenangkan.

Sejarah Tarian Janger

Tari ini diperkirakan tercipta pada tahun 1920-an di Bali Utara. Nyanyian ini mulanya hanya nyanyian para petani kopi yang bersahut-sahutan. Fungsi Tari Jange ini awalnya hanya sekedar untuk mereka menghibur diri agar mengusir lelah dengan bernyanyi terutama para perempuan.

Aktivitas petani tersebut kemudian berkembang menjadi seni pertunjukkan tari rakyat.

Sumber lain juga mengatakan bahwa Tari ini merupakan perkembangan dari Tari Sanghyang. Dan diperkirakan berawal pada abad ke XX.

Tari Janger berkembang dengan pesat dan tersebar hampir diseluruh daerah Bali. Menariknya, tarian ini di masing-masing daerah Bali memiliki variasi tersendiri yang disesuaikan dengan masyarakat pendukungnya.

Sejarah perkembangan Tarian ini juga diwarnai pergolakan politik yang terjadi selama perjalanannya. Dimana sifat pertunjukkan tari ini lebih difungsikan sebagai sarana kampanya, terutama terjadi di tahun 1960-an.

Ketika itu Janger diracuni masalah politik yang terlihat dengan adanya Janger PKI dan Janger PNI sehingga mengakibatkan terjadinya pertentangan di tengah-tengah masyarakat Bali.

Lalu, setelah terjadinya peristiwa 30 September, G-30-S/PKI, Janger pun menghilang. Masyarakat Bali trauma dengan kesenian ini karena seolah-olah menggambarkan sisi buruk Bali.

Janger kemudian muncul kembali di Era Orde Baru dan tetap menjadi corong politik pada masa itu yaitu politik pembangunan. Terhitung pada kisaran tahun 1970-an popularitas Janger naik kembali.

Penyajian Tari

Dalam pertunjukkannya, Tari Janger terdiri dari beberapa bagian:

  • Pembukaan

Pembukaan diisi dengan tabuh pembuka dari seperangkat Gamelan yang terdiri dari kendang, ceng-ceng, kajar, kendang rebana, klenang, kemong dan suling.

Terkadang juga ditambah beberapa tungguh gender wayang yang berlaras selendro. Bentuk lagu-lagu pembukaan bisa berupa batel tetamburan, bisa juga lagu penggalang yang lain.

  • Pepeson

Bagian ini dimulai dengan nyanyian dan tarian bersama oleh penari Janger dan Kecak. Mereka membentuk formasi sedemikian rupa di gapura tempat pertunjukkan.

Dilanjutkan dengan iring-iringan Janger yang terbagi menjadi dua baris yaitu ketika para penari Janger duduk dan disusul dengan masuknya penari kecak. Mereka lalu membuat formasi berhadap-hadapan membentuk segi empat dengan arah hadap penarinya menghadap kedalam arena tari.

  • Pejangeran

Pada sesi ini, penari kecak dan Janger menari sambil menyanyi bersahut-sahutan bersama. Mereka larut dalam suasana gembira dan penuh semangat. Nyanyian yang dibawakan berbahasa Bali dengan tema muda-mudi.

Tak jarang juga penari Kecak berpindah tempat yakni duduk berhadap-hadapan dengan penari Janger.

Setelah bagian pejangeran ini selesai maka penari kecak maupun penari Janger merubah posisi menjadi duduk dua baris di sisi-sisi arena tari sehingga penari yang tempil berikutnya mempunyai ruang gerak yang luas.

  • Lakon

Bagian Lakon biasanya diisi dengan kisah-kisah termasuk lako arjuna wiwaha, sunda upasunda, gatot kaca sraya dan lainnya. Lakon ini semacam prembon dimana terdapat unsur penasarnya, mentri, baris, atau jauk. Ada pula unsur rangsa dan lain-lain.

Selama adegan berlangsung, Janger dan Kecak berperan seperti penari biasa. Jikalau seandainya perlu penari tambahan seperti bidadari, kupu-kupu dan lainnya biasanya diambil dari penari janger.

  • Penutup

Sebagai penutup, tarian Janger dan Kecak menyanyikan lagu permohonan maaf dan selamat tinggal kepada penonton.

Lalu kemudian perlahan-lahan penonton beranjak dari tempat duduk serta para penari juga keluar kalangannya atau masuk ke ruang ganti.

Gerakan Tari

dalam hal gerakan, tari ini menggunaka gerak Tari Klasik Bali yang cenderung merupakan pemindahan dari gerakan Tari Arja, Topeng, Baris atau Jauk.

Walaupun Kecak pada umumnya masih tetap menampilkan gerak-gerik tari Bali klasik, namu gerakannya dipadukan dengan unsur pencak silat sehingga menghasilkan gerakan yang khas.

Para penari Janger maupun Kecak biasanya melakukan tarian dengan posisi bersimpuh atau duduk bersila.

Busana Tari

Dalam hal busana, kostum tari Janger memakai busana peran yang ditampilkan dalam lakon seperti arja, topeng, baris, maupun jauk.

Janger umumnya menggunakan busana seperti gelungan janger, badong gelang kanan, sabuk, kain, oncer dan ompak-ompak.

Properti Tarian lainnya yang digunakan adalah kipas. Sedangkan kecak menggunakan kain, kekancutan, sabuk, ampok-ampok, badong, gelang dan udeng.

Variasi Tarian Janger

  • Janger di daerah Tabanan

Biasanya dilengkapi oleh penampilan Dag. Yaitu tokoh yang menggunakan pakaian seperti Jenderal Belanda. Peran tersebut menghadirkan improvisasi gerakan serta memberi komando kepada semua penari.

  • Janger Maborbor di Desa Metra (Bangli)

Dipentaskan dengan diakhiri ritual kesurupan para penarinya sambil menari menginjak bara api.

  • Janger Gong di desa Sibang, Badung

merupakan Tari Janger yang diiringi oleh Gamelan Gong Kebyar

  • Janger di Desa Bulian, Buleleng

Merupakan tarian khusus dan dipentaskan oleh warga desa yang mengalami tunawicara.

Itulah ulasan tentang Tari Janger asal Bali. Semoga dengan adanya artikel ini bisa membantu memperluas wawasan kalian tentang kebudayaan daerah terutama Bali.

About

You may also like...

Your email will not be published. Name and Email fields are required