Sumedang, Jawa Barat mungkin paling terkenal dengan kenikmatan tahu gorengnya. Namun, siapa sangka, ternyata Sumedang juga memiliki kesenian budayanya loh, salah satunya adalah seni tari.
Tarian yang kami maksud adalah tari cikeruhan. Tarian ini terinspirasi dari gerakan binatang serta perilaku manusia. Unik banget ya!
Untuk lebih jelasnya, Pesona Indonesia sengaja merangkumkan informasi dari tarian tersebut untuk kalian. Yuk langsung saja simak dibawah ini.
Pengertian Tari Cikeruhan
Tari cikeruhan merupakan tarian yang dibawakan serta dikembangkan di cikeruh, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat. Tarian ini mengambil gerakan dari binatang dan perilaku manusia
Sejarah Tari Cikeruhan

Cikeruhan merupakan seni tari pergaulan yang umurnya sudah tua sekali. Awalnya tarian ini lahir dari tradisi menanam padi sebagai wujud rasa syukur ke Dewi Sri Pohaci pada abad ke-18.
Saat itu, orang-orang berjalan kaki mengangkat padi ke lumbung sambil menari serta menyuarakan peralatan bertaninya.
Saat mereka menari, satu orang pejabat Belanda yang bekerja di perkebunan menghentikan kegiatan mereka. Bukan karena tidak menyukainya, tapi dia malah meminta izin untuk ikut menari.
Pejabat Belanda tersebut diketahui bekerja di kompleks perkebunan karet dan teh di Jatiangor. Ia sering mengundang pemusik dan penyanyi serta ronggeng untuk menampilkan Cikeruhan di komplek perkebunan teh dan karet Jatinangor.
Baca Juga: Tarian Adat Jaipong
Cikeruhan berupa tari yang susunannya tersusun dari gerakan pencak silat, diiringi oleh ketuk tilu dan dibawakan dengan keidahan koreografi serta ekspresi dari penari lelaki dan wanita.
Cikeruhan menggambarkan rekaman zaman dahulu dari jawara yang kebiasaannya bersenang-senang dan pamer kekuatan dalam acara kesenian setelah panen. Oleh karena itu, tidak aneh kalau Cikeruhan begitu kental dengan unsur pencak silatnya.
Pertunjukkan Tari
Tarian cikeruhan merupakan gabungan dari tarian serta nyanyian. Ada seorang ronggeng yang akan menari sambil menyanyi dengan iringan musik tradisional.
Selanjutnya, ada seorang pesinden yang datang dan menggantikan ronggeng dalam bernyanyi, jadi sekarang tugas ronggeng hanya menari saja.
Penonton akan menari bersama ronggeng dan membayar lagu yang mereka pesan. Ciri khas dari cikeruhan adalah gesekan rebab dan tabuhan kendangnya. Tariannya juga bebas tanpa pakem.
Kini cikeruhan semakin berkembang. Salah satu seniman akademisi menciptakan konsep koreografi tari cikeruhan. Seniman tersebut dikenal dengan sebutan Mas Nanu.
Mas Nanu menerangkan alur sajian gerak yang terdapat pada cikeruhan, yaitu arang-arang bubuka, cikeruhan, kangsreng, dan arang-arang panutup.
Ia juga mengombinasikan cikeruhan dengan pencak. Jadi, cikeruhan berbentuk seni tari pertunjukan yang terdiri dari dua penari perempuan (ronggeng); dua penari pria sebagai jawara; pengendang; penabuh goong, kecrek, ketuk tilu, dan rebab; serta pesinden.
Musik Pengiring Tari

Untuk melengkapi keindahan Tarian Cikeruhan digunakan beberapa alat musik tradisional Jawa Barat yang membuat tarian menjadi lebih hidup seperti rebab, gong, kecrek dan kendang.
Gerak Tari dan Kostum Penari
Gerakan Tari Cikeruhan mengkombinasikan gerakan Tari Ketuk Tilu / jaipong dan Kesenian Pencak Silat. Gerakan pencak silat sendiri membawa suasana pada zaman dulu yang dimana para Jawara yang saling memamerkan kekuatannya.
Tari Cikeruhan juga didukung dengan kostumnya yang menjadi ciri khas busana atau baju adat Jawa Barat.
Untuk perempuan menggunakan kebaya dan rok samping dengan selendang sebagai aksesorisnya.
Sedangkan untuk para lelaki, mereka mengenakan baju kampret hitam yang tanpa kancing dengan dalaman kaus yang umumnya berwarna merah serta celana pangsi yang sepanjang lutut dan berwarna hitam sebagai bawahannya.
Selain itu, lelaki juga menggunakan ikat kepala dan mengenakan sarung yang disertakan dengan ikat pinggang besar yang terbuat dari kulit serta diselipkan golok di bagian pinggang sebagai aksesorisnya.
Kesimpulan
Itulah informasi lengkap mengenai tarian cikeruhan dari Sumedang. Keunikkan ini harus senantiasa kita jaga dan lestarikan agar tidak tergerus oleh perkembangan zaman. Salah satu cara paling mudah untuk melestarikannya adalah dengan mempelajarinya.
Semoga artikel ini dapat bermanfaat serta menambah wawasan kalian terutama di bidang seni tari.