Jawa Tengah merupakan provinsi dengan banyak sekali seni dan budayanya. Salah satunya adalah seni tari. Kesenian ini memiliki banyak sekali peminat yang sering menjadi daya tarik pendatang.
Banyak sekali tarian yang terkenal sampai keseluruh Indonesia bahkan luar negeri. Namun, ada juga beberapa tarian yang kurang dikenal seperti tari cepetan ini.
Nah, untuk kalian yang ingin tahu, kali ini Pesona Indonesia akan merangkumkannya untuk kalian semua. Yuk kita simak bersama!
Pengertian Tari Cepetan
Tari Cepetan Alas merupakan salah satu tarian tradisional di Kecamatan Karanggayam, kabupatem kebumen, Jawa Tengah.
Tarian ini sangat unik karena menampilkan sendratari dengan seluruh pemainnya dengan menggunakan topeng karakter. Selain itu, tarian ini juga diisi dengan adegan kesurupan serta atraksi-atraksi ekstrem.
Cepetan Alas berasal dari kata cepet dan alas. Kata cepet dalam bahasa Jawa berarti salah satu jenis makhluk halus di Jawa. Dan kata alas berarti hutan.
Sejarah Tari Cepetan

Ada beberapa pendapat mengenai asal usul seni Cepetan, seperti:
1. Ravie Ananda
Dalam artikelnya, Ravie mengatakan bahwa seni Cepetan berkaitan dengan sebuah peristiwa pembukaan hutan yang bernama Curug Bandung yang angker sehingga menimbulkan kemarahan berbagai mahluk gaib baik itu cepet, brekasakan, banaspati, raksasa dan lain – lain.
Baca Juga: Tari Adat Kecak
Setelah sesepuh desa dan warga masyarakat melakukan laku prihatin mereka dapat mengatasi gangguan mahluk-mahluk jahat tersebut sehingga hutan tersebut dapat ditinggali oleh warga dan menghasilkan kemakmuran dan ketentraman.
2. Pekik Sat Siswonirmolo
Dalam wawancara ia menyatakan bahwa tari cepetan Kebumen diciptakan sebagai bentuk perlawanan non fisik.
Rakyat di Karanggayam membuat topeng terbuat dari kayu pule yang mudah dibentuk. Topeng tersebut dibentuk menjadi sosok yang menakutkan dengan disertai ijug sebagai rambut.
Mulanya topeng-topeng tersebut dipergunakan untuk menakut-nakuti pemilik onderneming sehingga mereka tidak merasa berada di sana dan menyebutnya sebagai wilayah angker. Diharapkan dengan rasa takut tersebut mereka meninggalkan wilayah onderneming tersebut.
Pembuatan topeng sendiri bukan sekedar mengukir namun melibatkan ritual tertentu dan jenis kayu tertentu di wilayah tertentu yang diyakini memiliki kekuatan magis.
Menurut Bapak Pekik, peristiwa pembukaan hutan yang kerap dihubungkan dengan kemunculan seni Cepetan hanyalah sisipan pada era selanjutnya demi untuk memenuhi alur dan latar belakang sebuah tarian yang dipentaskan.
Sejak awalnya, Cepetan sendiri tidak ada hubungannya dengan pembukaan hutan melainkan bentuk perlawanan non fisik masyarakat untuk menakut-nakuti pegawai onderneming.
Penyajian Tari Cepetan
Tarian Cepetan ditampilkan oleh 11 – 17 orang laki-laki yang memakain 3 topeng karakter. Karakter pertama yaitu manusia (baik), karakter kedua yaitu hewan-hewan (monyet, harimau, dan gajah), karakter ketiga berupa makhluk halus (cepet, bekasakan, banaspati, raksasa, dll).
Tarian ini juga sudah jarang dipentaskan. Biasanya hanya dipertunjukkan pada acara-acara tertentu saja seperti peringatan Hari Kemerdekaan RI dan hari penting lainnya.
Iringan Tari Cepetan

Iringan tariannya menggunakan gamelan sederhana dan beduk. Pada saat adegan perang para penari mengalami kesurupan.
Adegan inilah yang paling ditunggu oleh para penonton. Pada adegan ini penari melakukan atraksi-atraksi ekstrem seperti berjungkir balik, memakan bunga, menggigit kelapa dan atraksi lain yang membuat kita berkerenyit melihatnya.
Akhir Kata
Itulah informasi lengkap mengenai tari Cepetan asal Jawa Timur ini. Melestarikan kesenian tradisional memang bukan hal yang mudah, butuh kesadaran dan kemauan yang besar untuk melakukannya.
Oleh karena itu, diharapkan artikel ini dapat menumbuhkan kesadaran kalian untuk turut menjaga kesenian Indonesia. Semoga artikel ini bermanfaat.