Keragaman budaya Indonesia memang sangatlah beragam. Mulai dari tarian tradisional, pakaian, sampai makanan tradisional. Salah satu keanekaragaman yang dimiliki oleh pulau Kalimantan adalah Tari Belian Bawo.
Tari Belian Bawo merupakan salah satu tarian tradisional suku Dayak di Kalimantan Timur. Tarian ini pernah tampil dalam pesta pembukaan Asian Games 2018 lalu.
Tepatnya di Stadion Utama Gelora Bung Karno, sebagai perwakilan pulau Kalimantan bersama tari Enggang dan Hudoq.
Pengertian Balian Bawo
Belian Bawo merupakan orang yang memiliki pengetahuan dan dapat menyelenggarakan upacara belian bawo disebut sebagai perantara (pemeliatn, dalam bahasa Suku Dayak Benuaq).
Fungsi Belian Bawo

Belian Bawo berfungsi untuk menyelidiki apa yang menyebabkan timbulnya suatu penyakit. Lalu selanjutnya mencari cara untuk menyembuhkannya.
Apabila seseorang jatuh sakit, pemeliatn tidak akan mencari tahu jenis / nama penyakitnya. Tetapi akan menyelidiki penyebab timbulnya penyakit tersebut. Jika sudah diketahui, ia baru akan berusaha menyembuhkannya. Ada 4 kemungkinan:
- Sakit karena kemarahan makhluk-makhluk halus
Apabila sakitnya disebabkan olehkemarahan makhluk halus, maka penyembuhan dilakukan dengan cara memohon maaf kepada makhluk-makhluk halus tersebut dengan memberikan sajian-sajian dan pemujaan-pemujaan kepada mereka.
- Sakit karena keseimbangan magis yang terganggu
Jika sakit disebabkan oleh keseimbangan magis yang terganggu, misalnya karena kesalahan dalam pelaksanaan suatu upacara, maka harus diimbangi dengan penghapusan dosa.
- Sakit karena terkena santet
Jika penyakit disebabkan oleh santet, maka saat itu si pasien bisa memutuskan apakah akan mengirim balik santet atau memberikannya kepada tumbal berupa binatang. Jika sakitnya berada dibagian perut, maka si pembelian akan menghisap perut pasien dan mengeluarkan macam-macam barang atau binatang.
- Sakit bukan karena pengaruh magis
Jika sakit yang timbul bukan karena pengaruh magis dan memerlukan obat-obatan, maka salah satu penari senior akan tiba-tiba terjun dari atas lamin yang tingginya bisa mencapai 5 meter dan menghilang selama 1 jam lebih untuk mencari obat-obatan.
Tari Belian Bawo juga bermaksud untuk menyampaikan kebersamaan masyarakat yaitu saling menunjukkan tolong menolong saat salah seorang anggota masyarakat terkena musibah dan menunjukkan keramah tamahan yang terdapat pada tarian penerimaan tamu.
Sejarah Tari Belian Bawo
Terdapat beberapa pendapat tentang asal-usul tarian Belian Bawo:
Versi pertama
Menyatakan bahwa Belian Bawo berasal dari seseorang yang bernama Janyan Liatn Ngentan. Setelah ia meninggal, orang-orang tidak tahu dan tidak pernah mengadakan upacara Belian Bawo lagi.
Dikarenakan tidak ada seorang pun yang pernah belajar tentang Belian dari Janyan Liatn Ngentan.
Lalu suatu hari muncullah tokoh belian bernama Jaoaq Ngentan. Saat ia sedang berjalan di belakang lamin (rumah panjang), tiba-tiba ia jatuh ke dalam sebuah lubang.
Saat keluar dari lubang, ia menyanyikan lagu belian bawo sambil menari-nari menuju lamin sampai disangka gila oleh orang sekampung.
Setelah warga mengetahui bahwaJapaq Pelulaq jatuh ke dalam lubang, mereka lalu menyelidiki lubang itu dan akhirnya diketahui lubang tersebut merupakan kubur dari dari seorang tokoh belian bawo, Janyan Liatn Ngentan.
Sejak saat itu, upacara belian bawo diadakan lagi oleh Japaq Pelulaq yang diberi gelar Ketew Bulaw Japaq (Kembang emas dari japaq).
Ia mempunyai murid bernama Genikng Pisik Toyak Rihai. Lalu selanjutnya barulah lahir tokoh-tokoh belian bawo di berbagai daerah.
Versi kedua
Mengatakan bahwa Belian Bawo berasal dari seseorang bernama Raqsasaaq yang tinggal di Bawo Adang. Ia mendapatkan pengetahuan tentang belian bawo dari makhluk halus.
Tidak ada penjelasan tersendiri tentang bagaimana ia mempelajari belian bawo. Apakah dengan cara mengikuti / meniru gurunya atau awalnya menjadi gila (kerasukan) terlebih dahulu sebelum bisa mahir menjadi belian bawo.
Konon katanya, Raqsasaaq memiliki pengetahuan yang tinggi sehingga bisa menewaskan seseorang atau bisa menghidupkan orang yang sudah meninggal dunia melalui upacara belian bawo ini.
Kini, tidak ada lagi pemeliatan yang memiliki kemampuan untuk menghidupkan dan menewaskan orang seperti Raqsasaaq dan ketiga keturunannya.
Namun, belian bawo masih diturunkan kepada pengikutnya hingg sekarang.
Versi ketiga
Menyatakan bahwa Belian Bawo berasal dari Japaq Pelulaq. Suatu hari ia sedang membuat lemang, ketupat, dan ayam oanggang, lalu memasukkannya ke sebuah wadah (anjat).
Ia kemudian pergi ke tempat Kilip, seseorang yang mengikuti Japaq Pelulaq menuju ke Bawo Langit. Japaq Pelulaq membawa sebuah guci yang pecah pada bagian bibirnya. Sedangkan Kilip membawa sebuah piring.
Di Bawo Langit, mereka mempelajari Bawo Belian hingga ditahbiskan menjadi pemeliatn (perantara).
Sejak saat itu, mereka bertugas menyembuhkan orang sakit di kampung ruang dan menahbiskan orang-orang berikutnya yang dianggap berbakat menjadi pemeliatn.
Versi keempat
Menyatakan bahwa belian bawo berasal dari makhluk halus (uwok). Alkisah seorang suami memasukkan peti jenazah (lungun) istrinya yang telah meninggal ke dalam sungai, karena khawatir jenazah istrinya akan dimakan oleh makhluk halus pemakan mayat (uwok) jika dimakamkan di hutan.
Namun uwok tetap berusaha mencari mayat tersebut dengan mengucapkan mantera-mantera sambil menari.
Setelah uwok berhasil menemukan jenazah istrinya, pemimpin uwok berhasil menghidupkan jenazah itu dengan cara menggosokkan ramuan yang terbuat dari kayu-kayuan dan minyak mujat ke tubuh jenazah.
Suami yang mengawasi dan mempelajari bagaimana uwok menghidupkan jenazah (pesuli) lalu menirunya, sehingga kemudian menjadi pemeliatn yang bisa menghidupkan orang yang sudah mati.
Jenis Balian Bawo

Belian Bawo dibagi menjadi 3 jenis sesuai dengan tingkat pengetahuan para perantaranya:
Ngawat
Berasal dari kata “awat” yang artinya memberi bantuan. Jadi, ngawat adalah usaha pemeliatn (perantara) untuk mengadakan hubungan dengan makhluk halus secara singkat dengan maksud agar ia mendapatkan petunjuk dari makhluk halus mengenai apa yang menyebabkan seseorang jatuh sakit.
Ngawat terbagi menjadi 2 jenis, yaitu ngawat entaaq dan ngawat encaak. Pada dasarnya, ngawat entaaq lebih sederhana daripada ngawat encaak.
Badasuq
Berasal dari kata “ba” (ada) dan “dasuq” (tujuan). Artinya, ada tujuan dari para belian yang harus dilaksanakan.
Dengan kata lain, pemeliatn melakukan hubungan dengan makhluk halus yang menyebabkan orang sakit dengan maksud menyerahkan segala persembahan dan memohon agar si sakit dapat disembuhkan.
Dasuq terdiri dari beberapa jenis. Perbedaan dari masing-masing dasuq terlihat dari tujuan penyelenggaraan, tata cara pelaksanaan dan perlengkapan yang digunakan.
Nyolukng Samat
Berasal dari kata “nyolukng” (menyelesaikan / membayar) dan “samat” (janji). Jadi artin keseluruhannya adalah usaha pemeliatn dalam melakukan hubungan dengan makhluk halus guna menyelesaikan / membayar janji.
Nyolukng Samat hanya terjadi bila anggota keluarga dari orang yang sakit (biasanya sakit keras) melakukan perjanjian dengan makhluk halus yang ditandai dengan pencabutan bulu binata tertentu dan disimpan dalam bungkusan kain.
Jika janji telah dibuat, maka setelah yang sakit sembuh, keluarganya wajib melakukan pembayaran janji tersebut.
Musik Tari Belian

Untuk irama dan ritme musik ada aturannya tersendiri, jika salah satu memainkan musik dengan tidak tepat maka ritual akan gagal dan si penari akan mengalami kesurupan yang tidak wajar. Jika hal tersebut terjadi, maka musik harus di netralkan kembali atau dibuat kembali seperti biasa.
Kostum dan Properti Tari Balian Bawo
Tari belian bawo menggunakan topeng dan kostum-kostum khas suku Dayak. Seperti gambar tari belian bawo dibawah ini:

Itulah beberapa informasi tentang ulasan tari laian Bawo dari suku Dayak. Semoga artikel ini bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan kalian.