Papua merupakan bagian paling timur yang ada di Indonesia. Wilayah ini masuk kedalam Republik Indonesia pada tahun 1960-an. Pulau ini merupakan pulau yang paling kaya akan sumber daya alamnya.
Namun, tidak banyak orang yang tahu mengenai sejarah pulau Papua ini. Oleh karena itu, kali ini Pesona Indonesia akan membagikan informasi tentang Sejarah lengkap provinsi Papua.
Baca Juga: Rekomendasi Makanan Khas Dari Papua
Sejarah Prakolonial Belanda

Suku Austronesia bermigrasi melalui Asia Tenggara Maritim beberapa ribu tahun yang lalu. Kelompok ini mengembangkan beragam kebudayaan serta Bahasa disana.
Pada awal abad ke 7, kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Sumatera terlibat dalam hubungan dagang dengan pulau Papua Barat. Awalnya mereka hanya mengambil barang-barang seperti kayu cendana dan burung cendrawasih sebagai upeti kepada Tiongkok.
Namun kemudian mereka melakukan perbudakan terhadap penduduk pribumi. Kekuasaan kerajaan Majapahit yang berpusat di Jawa menjangkau hingga pinggiran barat Pulau Papua.
Interaksi Dengan Orang Eropa

Dalam sejarah daerah Papua, Setelah Malaka direbut di tahun 1511, Afonso de Albuquerque mengutus Antonio de Abreu dan Fransisco Serrao ke Kepulauan Remah (Maluku).
Setelah kembali dari sana, mereka mendapati catatan soal keberadaan sejumlah masyarakat yang rasnya amat berbeda dengan orang Melayu, penuturan para saudagar local, dan budak-budak yang mereka dapatkan dari pulau itu.
Disini, de Abreu menulis peta dengan mengindikasikan suatu pulau di timur Maluku yang dinamai “Papoia”. Kemungkinan daerah yang ia tunjuk adalah Halmahera atau Kepulauan Raja Ampat.
Pada 13 Juni 1545, Ortiz de Retez, yang memimpin San Juan, meninggalkan pelabuhan di Tidore, sebuah pulau di Hindia Timur dan berlayar hingga mencapai pantai utara Pulau Papua, di mana dia berpetualang sepanjang muara Sungai Mamberamo.
Baca Juga: Rumah Adat dari Daerah Papua
Dia merebut kepemilikan daratan tersebut bagi Raja Spanyol, dalam proses yang memberi nama pulau tersebut dengan yang nama dikenal saat ini. Dia menyebutnya Nueva Guinea karena kemiripan penduduk lokal dengan orang-orang di pantai Guinea di Afrika Barat.
Sejarah Pascakolonial Belanda

1. Soekarno (Orde Lama)
Sejak merdeka dari jajahan Belanda pada tahun 1945 di bawah kepemimpinan Sukarno, Indonesia berseteru dengan Belanda dalam mempertahankan Papua Barat serta menghapus keberadaan pemerintah kolonial Belanda di Papua.
Tahun 1962, Belanda setuju untuk melepaskan wilayah administrasi PBB sementara lalu menandatangani Perjanjian New York yang memuat ketentuan referendum yang akan diadakan sebelum 1969.
PBB memprakarsai referendum ini, yang disebut Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) pada 1969 untuk menentukan pandangan penduduk lokal untuk masa depan Papua dan Papua Barat, dengan hasil mendukung integrasi Papua Barat ke Indonesia.
2. Soeharto (Orde Baru)
Orde Baru dimulai sejak 1965, terjadi sejumlah pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang melibatkan militer Indonesia.
Pada era tersebut pelanggaran HAM tak hanya terjadi di Papua, tetapi juga di Aceh, Papua, Talangsari, Pulau Buru, Tanjung Priok, Kepulauan Maluku, hingga peristiwa Trisakti.
Pelanggaran HAM orde baru ini dianggap mencederai harkat dan martabat bangsa Indonesia. Pada tahun 1998, rakyat bergerak secara masif, dipelopori oleh mahasiswa, untuk menjatuhkan rezim militer Suharto.
3. Abdurrahman Wahid (1999 – 2001)
Abdurrahman Wahid atau Gusdur lalu terpilih menjadi presiden ke-4 Indonesia. Gus Dur melakukan dua langkah penting yaitu mengganti nama Irian Jaya menjadi Papua. Serta memperbolehkan pengibaran bendera Bintang Kejora.
Ia juga tidak mempermasalahkan seandainya bendera Bintang Kejora dikibarkan disamping bendera Merah Putih walaupun ditentang banyak orang.
Bukan hanya itu, ia bahkan memberikan ruang bagi kelompok yang menentang keberadaan Indonesia di tanahnya untuk melakukan dialog secara aman.
4. Megawati Soekarnoputri (2001 – 2004)
Mengikuti misi ayahnya dalam mengembangkan orang Papua, Megawati memprakarsai beberapa rencana untuk membangun jalan, jembatan dan infrastruktur keras lainnya. Seperti:
- Otonomi khusus (UU No 21 Tahun 2001).
- Kebijakan pemimpin Papua harus Orang Asli Papua (OAP).
- Pemberian dana otsus tiap tahun yang mencapai 8,36 triliun (2019)
5. Susilo Bambang Yudhoyono (2004 – 2014)
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan tiga agenda strategis yaitu rekonstruksi UU 21/2001 menuju RUU ‘Otonomi Khusus Plus’, agenda penyelesaian konflik menuju Papua Tanah Damai, dan rencana melanjutkan pembangunan Tanah Papua yang komprehensif dan ekstensif.
- Mewajibkan semua perusahaan di Papua untuk mempekerjakan 70% Orang Asli Papua (OAP).
- Membuka komunikasi dengan 5 suku besar Papua.
- Mencetuskan Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE)
6. Joko Widodo (2014 – Sekarang)
Pemerintahan Joko Widodo memprioritaskan pembangunan infrastruktur dan SDM sebagai kerangka besar solusi konflik di Papua. Jokowi menerapkan kebijakan BBM satu harga. Jokowi menilai BBM satu harga adalah bentuk “keadilan” bagi warga Papua.
Infrastruktur lain yang juga tengah dibangun Jokowi adalah serat optik Palapa Ring. Pada 2020, Jokowi menargetkan internet sudah dapat dinikmati hingga Papua Barat.
Pada kunjungannya ke Papua setelah dinobatkan menjadi presiden periode kedua, Jokowi berjanji akan segera mengeksekusi pembangunan serta perbaikan jalan dari Kabupaten Arfak menuju Manokwari sepanjang 139 kilometer.
Bandara pegunungan, pasar, rumah sakit dan puskesmas Kabupaten Arfak sudah masuk dalam daftar infrastruktur yang akan dibangun Jokowi.
Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 2019, Jokowi meresmikan Jembatan Youtefa yang menjadi ikon baru Jayapura. Jembatan Youtefa adalah jembatan terpanjang di Papua dengan 1.800 meter dan lebar 17 meter.
Jokowi juga meresmikan Papuan Youth Creative Hub, di Jayapura, Provinsi Papua dengan memberdayakan anak muda untuk menjadikan inovasi, kreativitas dan teknologi alat yang dapat menciptakan kesejahteraan masyarakat Papua dan di Indonesia
Itulah sejarah lengkap provinsi Papua serta sejarah masyarakat Papua yang sampai sekarang masih didukung perkembangannya oleh pemerintah.
Semoga artikel ini dapat membantu kalian dalam memperluas ilmu pengetahuan kalian serta memperdalam rasa cinta kalian terhadap Tanah Air ini.