Pernah mendengar kata Malangkucecwara? Itu adalah semboyan dari kota Malang yang akan membawa kita kepada sejarah kota Malang Jawa Timur.
Hal ini menarik untuk dipelajari, mengingat Kota Malang sangat kaya akan bahan sejarah dan tempat nongkrong kota Malang yang nyaman. Pesona Indonesia kali ini akan mencoba menguraikan dari beberapa sumber tentang bahasan ini.
Asal Usul Nama Malang
Nama “Malang” sendiri sampai sekarang masih diteliti dan dikaji asal usulnya oleh para ahli sejarah. Berbagai sumber terus digali guna mendapat jawaban yang paling tepat mengenai asal-usul adanya nama “Malang”
1. Malang berasal dari nama bangunan suci
Tentu banyak penelitian yang menghasilkan beberapa hipotesa dari sejarah kota batu Malang, seperti nama “Malang” yang berasal dari Malangkucecwara. Kalimat itu sendiri dapat kita jumpai dalam kota Malang.
Semboyan itu diusulkan oleh Prof. Dr. Raden Mas Ngabehi Poerbatjaraka. Dia bukan orang Malang melainkan sosok kelahiran Solo yang cukup dikenal sebagai pakar bahasa Sansekerta dan Jawa Kuno.
Menurut nya, Malangkucecewara merupakan nama dari sebuah bangunan suci. Hipotesa ini dibuat karena nama bangunan suci tersebut telah ditemukan dalam prasasti milik Raja Balitung (dari Jawa Tengah) yaitu prasasti Mantyasih yang ditulis pada tahun 907 dan 908.
Diceritakan dalam Piagam jika orang-orang yang memperoleh piagam tersebut adalah para pemuja batara dari Malangkucecwara, Putecwara, Kutusan, Cilabhedecwara, dan Tulecwara.
Penyebutan nama tersebut membuktikan jika Malangkuca, Puta, Kudusan dan sebagainya adalah nama raja-raja yang pernah memerintah atau wafat dan dimakamkan di candi-candi lalu disebut Batara.
Yang menarik adalah lokasi keberadaan Candi Malangkucecwara hingga kini tidak diketahui lokasinya. Karena bisa jadi berada di luar kota Malang atau mungkin ada di Malang namun masih terpendam.
2. Malang diambil dari nama puncak gunung
Hipotesa lain menyatakan bahwa nama Malang diambil dari sebuah gunung di barat kota Malang. Salah satu puncak gunung di pegunungan yang membentang di sebelah timur kota Malang juga bernama Malang.
3. Malang berasal dari sebuah nama desa
Selain itu, di utara Kota Malang, tepatnya di Tumpang terdapat sebuah desa yang sejak dahulu bernama Malangsuka yang diduga berasal dari kata Malankuca. Di daerah itu juga banyak ditemukan peninggalan sejarah seperti Candi Kidal dan Candi Jago.
4. Malang diambil dari bahasa Jawa
Hipotesa selanjutnya dari sejarah kota Malang menjelaskan bahwa nama “Malang” berasal dari kata dalam bahasa Jawa Malang yang berarti menghalang-halangi atau membantah.
Dalam sejarah diceritakan bahwa sunan Mataram mempunyai keinginan untuk memperluas pengaruhnya ke daerah-daerah di Jawa Timur.
Saat berada di daerah Malang, penduduk asli mengobarkan perang besar untuk menghalangi keinginan sultan Mataram. Sejak saat itu beliau menyebut daerah tersebut Malang.
Sejarah Kota Malang

1. Masa prasejarah
Wilayah cekungan Malang telah ada sejak masa prasejarah sebagai kawasan pemukiman, banyaknya sungai yang mengalir di sekitar tempat ini membuat wilayah Malang menjadi kawasan pemukiman prasejarah.
Selanjutnya, berbagai prasasti peninggalan sejarah di kota Malang (misalnya Prasasti Dinoyo), bangunan percandian dan arca-arca, bekas-bekas fondasi batu bata, bekas saluran drainase, serta berbagai gerabah ditemukan dari periode akhir Kerajaan Kanjuruhan (abad ke-8 dan abad ke-9) juga ditemukan di tempat yang berdekatan.
Meskipun hipotesis-hipotesis tersebut belum diitentukan kebenarannya, dalam sebuah prasasti lembaga yang ditemukan pada akhir tahun 1974 di perkebunan Wlingi, Blitar tertulis dalam salah satu bagiannya bahwa peninggalan sejarah di kota Malang merupakan salah satu tempat di sebelah timur dari tempat-tempat di dalam prasasti itu.
Dari prasasti inilah diperoleh satu bukti bahwa pemakaian nama peninggalan sejarah di kota Malang telah ada paling tidak sejak abad 12 masehi.
2. Masa kerajaan Hindu dan Islam
Munculnya Kerajaan Kanjuruhan oleh para ahli dipandang sebagai tonggak awal pertumbuhan pusat pemerintahan yang sampai saat ini, setelah 12 abad berselang, telah berkembang menjadi kota Malang. Oleh karena itu, kerajaan tersebut dianggap sebagai cikal bakal kota ini.
Setelah kerajaan Kanjuruhan, pada masa emas kerajaan Singhasari (1.000 tahun setelah masehi) di daerah peninggalan sejarah di kota Malang masih ditemukan satu kerajaan yang makmur, banyak penduduknya serta tanah-tanah pertanian yang amat subur.
Ketika islam menaklukkan Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1400, patih Majapahit melarikan diri ke daerah peninggalan sejarah di kota Malang.
Sultan Mataram dari Jawa Tengahlah yang akhirnya datang dan berhasil menaklukkan daerah ini pada tahun 1614 setelah mendapat perlawanan yang tangguh dari penduduk daerah ini.
3. Masa Pendudukan
Pada masa penjajahan kolonial Hindia Belanda, tepatnya pada 1 April 1914, daerah peninggalan sejarah di kota Malang dijadikan wilayah gementa (kotapraja)
Seperti halnya kebanyakan kota-kota lain di Indonesia pada umumnya, kota peninggalan sejarah di kota Malang modern tumbuh dan berkembang setelah hadirnya administrasi kolonial Hindia Belanda.
Fasilitas umum direncanakan sedemikian rupa agar memenuhi kebutuhan keluarga Belanda. Kesan diskriminatif masih berbekas hingga sekarang, misalnya Jalan Besar Ijen dan kawasan sekitarnya.
Pada masa kependudukan Jepang di Indonesia, Kota Malang yang merupakan bagian dari Indonesia pun ikut serta diduduki oleh Jepang. Bala Tentara Dai Nippon mulai menduduki kota Malang pada 7 Maret 1942.
Pada masa kependudukan Jepang pun terjadilah peralihan fungsi bangunan. Rumah-rumah tempat tinggal orang Belanda dialihkan fungsinya. Bangunan Belanda di Jalan Semeru No.42 yang dulunya digunakan sebagai kantor ataupun markas pasukan Belanda dialihfungsikan menjadi gedung Kentapetai.
4. Kemerdekaan Indonesia
Sebagai daerah yang berjaya sejak zaman dahulu, kota Malang sudah mengalami beberapa kali pergantian pemerintah. Pada abad ke-8 M, Malang menjadi ibu kota Kerajaan Kanjuruhan dengan rajanya, yaitu Gajayana.
Setelah Belanda masuk, pemerintah memusatkan kedudukannya di sekitar Kali Brantas. Pada 1824, Malang mulai mempunyai asisten residen karena sudah menjadi afdeling dan ditetapkan sebagai kiotapraja pada 1914.
Malang menjadi bgagian republik Indonesia pada 21 September 1945dan dimasuki kembali pada 2 Maret 1947 setelah diduduki kembali oleh Belanda. Pemerintah diubah menjadi pemerintah Kota Malang pada 1 Januari 2001.
Demikian pemaparan sejarah Kota Malang yang bisa kami tuliskan. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita bersama.