Sejarah Jawa Barat

Jawa Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia. Ibu kotanya berada di kota Bandung. Perkembangan sejarah Jawa Barat menunjukkan bahwa provinsi ini pertama dibentuk di wilayah Indonesia berdasarkan UU No.11 Tahun 1950 (tentang pembentukan provinsi Jawa Barat).

Menurut sejarah Jawa Barat, pada tahun 2000, provinsi ini dimekarkan dengan berdirinya provinsi Banten, yang berada di bagian Barat.

Saat ini, terdapat wacana untuk mengubah nama provinsi Jawa Barat menjadi Provinsi Pasundan.

Hal ini ditentang oleh masyarakat Jawa Barat karena arti dari Pasundan adalah Tanah Sunda yang dianggap tidak mempresentasikan keberagaman daerah ini yang sejak dulu telah dihuni juga oleh suku Betawi dan Cirebon serta telah dikuatkan dengan perda Jawa Barat No.5 Tahun 2003 yang mengakui adanya tiga suku asli di Jawa Barat yaitu Betawi, Sunda, dan Cirebon.

Sejarah Provinsi Jawa Barat

Temuan arkeologi di Anyer menunjukkan adanya budaya logam perunggu dan besi sebelum milenium pertama. Gerabah tanah liat zaman peninggalan sejarah di jawa barat bisa ditemukan merentang dari Anyer sampai Cirebon.

Pada abad ke-5 wilayah Jawa Barat merupakan bagian dari kerajaan Tarumanagara. Prasasti peninggalan kerajaan Tarumanagara banyak tersebar di Jawa Barat.

Ada 7 prasasti yang ditulis dalam aksara Wengi (yang digunakan dalam masa Palwa India) dan bahasa Sansekerta yang sebagian besar menceritakan para raja Tarumanagara.

Setelah runtuhnya kerajaan Tarumanagara, kekuasaan di bagian barat Pulau Jawa dari Ujung Kulom sampai Kali Serayu dilanjutkan oleh Kerajaan Sunda.

Salah satu prasasti dari zaman kerajaan Sunda adalah prasasti Kebon Kopi II dari tahun 932. Kerajaan Sunda beribu kota di Pakuan Pajajaran (sekarang Bogor)

Pada abad ke-16, kesultanan Denmak tumbuh menjadi saingan ekonomi dan politik kerajaan Sunda. Pelabuhan Cerbon (kota Cirebon) lepas dari kerajaan Sunda karena pengaruh Kesultanan Denmak.

Pelabuhan ini kemudian tumbuh menjadi kesultanan Cirebon yang memisahkan diri dari kerajaan Sunda. Demikian juga dengan pelabuhan Banten yang sekarang menjadi kota Banten.

Untuk menghadapi ancaman ini, Sri Baduga Maharaja, raja Sunda saat itu, meminta puteanya, Surawisesa untuk membuat perjanjian pertahanan keamanan dengan orang portugis di Malaka untuk mencegah jatuhnya pelabuhan utama, yaitu Sunda Kalapa (sekarang Jakarta) kepada Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Denmak.

Lalu Surawisesa menjadi raja Sunda, dengan gelar Prabu Surawisesa Jayaperkosa ia membuat perjanjian pertahanan keamanan Sunda-Portugis yang ditandai dengan Prasasti Perjanjian Sunda-Portugal, dan ditandatangani pada tahun 1512.

Sebagai imbalannya, Portugis diberi akses untuk membangun benteng dan gudang di Sunda Kalapa serta akses untuk perdagangan di sana.

Untuk merealisasikan perjanjian pertahanan keamanan tersebut, pada tahun 1522 didirikan suatu monumen batu yang disebut padrao di tepi Ciliwung.

Meski begitu, pelaksanaan perjanjian tidak dapat terwujud karena pada tahun 1527 pasukan aliansi Cirebon-Denmak, dibawah pimpinan Fatahillah atau palatehan menyerang dan menaklukan Sunda Kalapa.

Perang Kerajaan Sunda dan aliansi Cirebon – Denmak berlangsung lima tahun sampai akhirnya pada tahun 1531 dibuat suatu perjanjian damai antara Prabu Surawisesa dengan Sunan Gunung Jati dari Kesultanan Cirebon.

Sejarah provinsi Jawa Barat sejak tahun 1567 – 1579, kerajaan Sunda mengalami kemunduran besar dibawah tekanan kesultanan Banten. Saat itu Sunda dipimpin oleh Prabu Surya Kencana

Setelah tahun 1576, kerajaan Sunda tidak dapat mempertahankan Pakuan Pajajaran (Ibukota Kerajaan Sunda), dan akhirnya jatuh ke tangah Kesultanan Banten.

Zaman pemerintahan kesultanan Banten, wilayah priangan (Jawa Barat bagian Tenggara) jatuh ke tangan Kesultanan Mataram.

Jawa Barat mulai digunakan sebagai administratif pada tahun 1952 ketika pemerintahan Hindia Belanda membentuk provinsi itu sebagai pelaksanaan Bestuurshervormingwet tahun 1922 yang membagi Hindia Belanda atas kesatuan-kesatuan daerah provinsi.

Sebelum tahun 1925, digunakan istilah Soendalanden (Tatar Soenda) atau Pasoendan sebagai istilah geografi untuk menyebut bagian Pulau Jawa yang penduduknya menggunakan bahasa Sunda.

Menurut Sejarah di Jawa Barat, pada 17 Agustus 1945, Provinsi ini bergabung menjadi bagian dari Republik Indonesia.

Pada tanggal 27 Desember 1949 Jawa Barat menjadi Negara Pasundan yang merupakan salah satu negara bagian dari Republik Indonesia Serikat sebagai hasil kesepakatan 3 pihak dalam Konferensi Meja Bundar : Republik Indonesia, Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO), dan Belanda. Kesepakatan ini disaksikan juga oleh United Nations Commission for Indonesia (UNCI) sebagai perwakilan PBB.

Jawa Barat kembali bergabung dengan Republik Indonesia pada tahun 1950.

Akhir Kata

Itulah informasi mengenai sejarah lengkap Jawa Barat. Sebagai warga negara Indonesia, khususnya kalian yang keturunan sunda, kalian wajib mengetahui asal-usul Jawa Barat agar kalian bisa semakin mencintai kampung halaman kalian.

Semoga artikel Sejarah Jawa Barat dari pesona Indonesia dapat membantu memperluas pengetahuan kalian.

This entry was posted in .

About

You may also like...

Your email will not be published. Name and Email fields are required