Orang-orang mungkin mengira rumah adat di Yogyakarta merupakan rumah Joglo. Namun, ternyata rumah adat Joglo merupakan rumah milik Jawa Tengah.
Semenjak Yogyakarta berpisah dari Jawa Tengah, mereka lalu memiliki rumah adatnya sendiri yang bernama Bangsal Kencono.
Nah, untuk kalian yang belum tahu, kali ini Pesona Indonesia telah merangkumkannya untuk kalian. Yuk simak artikel rumah adat Yogyakarta dan penjelasannya dibawah ini.
Informasi Rumah Adat Asal Yogyakarta
Rumah adat daerah istimewa Yogyakarta dikenal dengan nama Rumah Bangsal Kencono Kraton. Sulunya, rumah ini digunakan sebagai tempat tinggal Raja. Bangsal kencono memang sekilas terlihat mirip dengan rumah Joglo.
Namun, rumah ini memiliki ukuran yang lebih luas, besar, dan lebar. Rumah ini juga sedikit terpengaruh oleh arsitektur Belanda, Portugis, dan China.
Baca Juga: Nama Rumah Adat Jawa
Secara umum, desain dan arsitekturnya sangat mirip dengan adat Jawa. Atap rumah adat jogja bernama Bangsal Kencono ini memiliki bubungan tinggi yang menopang pada 4 tiang di bagian tengah atau biasa disebut Soko Guru.
Material rumah terbuat dari genting tanah / sirap. Sedangkan bagian dinding dan tiangnya disusun dari kayu dengan kualitas tinggi. Tiang menopang pada umpak batu dengan warna hitam keemasan. Lantainya dibuat dari murmer / granit dengan permukaan lebih itnggi dari yang lain.
Ciri Khas Rumah Adat Bangsal Kencono

Ukuran rumah adat yogyakarta ini memiliki ukuran yang luas dan besar sesuai dengan keburuhan fungsinya. Selain itu, halaman utamanya ditanami aneka tanaman hijau serta sangkar burung.
Hal ini menunjukkan bahwa desain bangunan rumah khas Yogyakarta memiliki filosofi yang mengedepankan kecintaan terhadap alam.
Motif didalam rumah dominan dengan nuansa kejawen yang berpadu dengan kebudayaan Eropa seperti arsitektur Belanda, Portugis, China, serta Hindu.
Fungsi Rumah Adat Yogyakarta
Selain sebagai tempat tinggal bagi keluarga kerajaan Yogyakarta, Bangsal ini merupakan tempat atau pusat diselenggarakannya berbagai upcara adat maupun ritual keagamaan bagi masyarakat.
Susunan Bangunan Rumah Adat Yogyakarta
1. Bagian Depan
- Gladhag Pangurakan – gerbang utama sebagai pintu utama ke istana.
- Alun-alun Lor – lapangan yang terletak di utara kraton, biasa digunakan untuk upacara, grbeg, sekaten dan lain-lain.
- Masjid Gedhe – tempat ibadah punggawa kasultanan.
2. Bagian Inti
- Bangsal Pagelaran – bangunan khusus untuk penggawa kasultanan ketika menghadap Raja pada waktu upacara resmi.
- Siti Hinggil Ler – tempat upacara resmi kesultanan Yogyakarta.
- Kamandhungan Ler – Bangunan yang terletak di sebelah utara yang dahulu digunakan untuk perkara dengan ancaman hukum mati.
- Sri Manganti – dahulu digunakan untuk tempat menerima tamu kerajaan.
- Kedhaton – terdiri dari Kedhaton untuk tempat tinggal Sultan, Keputren untuk istri Raja, dan Kesatrian untuk putra kerajaan.
- Kemagangan – digunakan untuk penerimaan abdi dalem, tempat berlatih dan ujian, serta apel kesetian para abdi dalem sewaktu magang.
- Siti Hinggil Kidul – dulu digunakan Sultan untuk menyaksikan adu rampogan, tempat gladi resik upacara Grebeg, tempat berlatih Langen Kusumo/prajurit perempuan, dan tempat prosesi awal upacara pemakaman Sultan menuju Imogiri.
3. Bagian Belakang
- Alun-alun Kidul – alun-alun yang letaknya di selatan kraton, disebut juga Pengkeran.
- Plengkung Nirbaya – poros utama menuju gerbang utama untuk prosesi pemakaman menuju Imogiri.
Akhir Kata
Itulah informasi lengkap mengenai rumah adat Yogyakarta yang harus kalian ketahui. Warisan budaya ini masih sangat dilestarikan hingga sekarang.
Karena itu, kita sebagai warga Indonesia juga harus bisa ikut serta dalam menjaganya. Salah satu cara paling mudah adalah dengan mengetahui tentang kebudayaan tersebut.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi perkembangan wawasan dan ilmu pengetahuan kalian. Terutama pada bidang rumah adat Yogyakarta.