Rumah Adat Sumatera Barat

Sumatera Barat dengan ibu kotanya, Padang merupakan provinsi yang memiliki banyak keunikan. Bahkan, keunikkan ini sudah menjadi ciri khas dari provinsi tersebut seperti Tarian, alat music, serta rumah adat Sumatera Barat.

Provinsi ini mempunyai suku yang mendominasi, yaitu suku Minangkabau. Suku ini diyakini merupaan mayoritas yang ada di sana. Suku Minangkabau biasa dikenal dengan orang Minang memiliki ikatan dekat dengan suku Melayu.

Nama rumah adat asal Sumatera Barat adalah Gadang atau sering juga disebut dengan rumah Godang, Bagonjong, dan Baanjuang. Daerah yang diperbolehkan membangun bangunan ini hanya pada kawasan yang telah berstatus nagari saja.

Bangunan ini memiliki ciri khas yang unik, yaitu bentuk atap bangunan yang melengkung seperti tanduk kerbau. Sedangkan bagian badan bangunan berbentuk seperti kapal.

Sejarah Rumah Adat Sumatera Barat

Simbol-simbol yang mirip dengan tanduk kerbau sering digunakan, baik sebagai simbol atau pada perhiasan. Salah satunya adalah pada pakaian adat dan tentu saja rumah adatnya.

Bentuk atap bangunan ini hampir mirip dengan tanduk kerbau ini sering dihubungkan dengan cerita rakyat setempat yaitu “Tambo Alam Minangkabau”. Yang bercerita tentang kemenangan suku Minang melawan suku Jawa dalam hal adu kerbau.

Selain itu, asal usul bangunan ini juga sering dihubungkan dengan perjalanan nenek moyang orang Minang. Konon katanya, bentuk rumah adat ini dibuat menyerupai bentuk kapal yang digunakan oleh mereka saat berlayar menuju hulu Batang Kampar.

Setelah sampai di suatu daerah para awak kapal turun ke darat dan kapal juga diangkat ke atas daratan. Kapal kemudian ditopang dengan kayu yang kuat agar bisa berdiri dengan kokoh.

Kapal tersebut diberi atap dengan cara menggantungkan layar pada tali yang mengait pada tiang kapal tersebut. Karena layar yang menggantung sangat berat hingga tali-talinya membentuk lengkungan yang mirip dengan gonjong.

Kapal ini menjadi tempat berteduh sementara. Selanjutnya para awak kapal membuat bangunan yang menyerupai kapal tersebut.

Setelah mereka menyebar dan berketurunan, bentuk kapal yang bergonjong dijadikan sebagai acuan atau ciri khas rumah mereka. Ciri khas bangunan ini adalah membuat mereka mudah mengenali keturunan mereka.

Keunikkan Rumah Adat

Rumah adat provinsi Sumatera Barat juga memiliki beberapa keunikan sama seperti bangunan tradisional lainnya. Seperti:

1. Kondisi Ruangan

Ruangan dalam rumah berbentuk empat persegi panjang. Secara keseluruhannya terbagi atas lanjar dan ruang lepas yang dibagi menurut batas tiang.

Tiang ini disusun dari depan ke belakang dan dari kiri ke kanan. Jumlah lanjar tergantung dengan luas rumah, umumnya berjumlah ganjil antara tiga sampai sebelas. Di bagian depan bangunan terdapat tempat kecil yang berfungsi sebagai menyimpan padi.

Di bagian samping terdapat anjung yang berfungsi sebagai tempat upacara pernikahan atau upacara keagamaan lainnya. Sedangkan dapur dibangun terpisah.

2. Ukiran

Tembok bagian depan rumah adat asal Sumatera Barat juga terbuat dari papan yang disusun vertikal serta penuh dengan ukiran. Sementara bagian belakang dilapisi dengan bambu.

Penempatan motif ukiran yang ada tergantung pada susunan dan letak papan. Motif ukiran yang sering digunakan adalah daun, bunga, buah dan tumbuhan lainnya

3. Anti Gempa

Rumah dibangun disesuaikan dengan lingkungan alamnya yang rawan gempa. Bangunan ini dibangun dengan ditopang tiang-tiang panjang yang menjulang ke atas dan tahan dengan guncangan.

4. Rumah Panggung

Bentuk rumah ini sengaja dibangun seperti rumah panggung. Tinggi dari Bangunan ini mencapai 2 meter di atas permukaan tanah. Di depan bangunan terdapat tangga yang digunakan untuk menghindari binatang buas.

5. Memiliki 4 Tiang Utama

Rumah ini memiliki 4 tiang utama. Tiang ini berdiameter 40cm – 60cm. Tiang-tiang ini terbuat dari pohon juha yang direndam di dalam kolam selama bertahun-tahun hingga menghasilkan tiang yang kuat dan kokoh.

Filosofi Rumah Adat dari Sumatera Barat

Suku Minang sangat akrab dnegan filsafah alam, maka mereka membuat rumah yang tampak serasi dengan alam yang ada di sana.

Dilihat dari segi fungsionalitasnya, garis-garis yang ada di rumah menunjukkan kesesuaian dengan alam yang tropis. Atap bangunan yang lancip berguna untuk memudahkan air hujan dari atas turun dengan baik dan tidak membuat endapan air.

Bentuk bangunan dibangun dengan syarat estetika serta dinilai sesuai dengan kesatuan, keselarasan, keseimbangan dalam satu kesatuan. Bangunan ini dibangun bersejajar dengan arah mata angin dari utara ke selatan yang berfungsi untuk membebaskan Bangunan dari panas matahari dan terpaan angin yang kencang.

Dari segi filosofinya, tetua adat menyatakan bahwa Rumah Gadang besar itu bukan dalam ukuran, tetapi besar fungsinya untuk kehidupan masyarakat Minang.

Mereka menyatakan bahwa fungsi bangunan itu untuk menyelingkupi kehidupan sehari-hari masyarakat Minangkabau. Termasuk tempat berteduh dan kediaman keluarga, sebagai tempat tinggal, serta sebagai pusat melaksanakan berbagai upacara adat.

Sebagai rumah khas, bangunan ini juga dijadikan sebagai tempat untuk melangsungkan acara adat dan acara penting lain yang berkaitan dengan suku-suku lain.

Upacara-upacara yang dilakukan di Bangunan ini seperti khitan, Turun Mandi, Perkawinan, Pengangkatan Kepala Suku/ Datuak serta upacara kematian. Fungsi rumah hanyalah temporer saja. Artinya hanya sewaktu-waktu setiap ada kegiatan saja dan tidak sehari-hari.

Kesimpulan

Itulah informasi lengkap mengenai rumah adat Sumatera Barat. Keindahan ini juga sepatutnya kita jaga untuk melestarika kebudayaan Indonesia.

Semoga dengan adanya artikel ini dapat membantu kalian dalam memperluas ilmu pengetahuan kalian serta menambah kecintaan kalian terhadap Indonesia.

About

You may also like...

Your email will not be published. Name and Email fields are required