Indonesia memang memiliki kekayaan budaya yang melimpah di setiap provinsinya. Keberagamannya membuat setiap orang terpana karena dengan berbagai kebudayaan tersebut, Indonesia masih bisa bersatu dengan damai.
Salah satu kebudayaannya adalah rumah adat di Indonesia. Rumah tersebut pasti memiliki ciri khas tersendiri.seiring perkembangan zaman, mungkin kalian kurang tahu bagaimana bentuk dan nama dari rumah adat itu sendiri.
Corak serta ornament khas yang melekat pada rumah adat Riau, pasti memiliki nilai historis dan arti tersendiri.
Kali ini, Pesona Indonesia akan membahas tentang salah satu rumah adat yang terkenal dengan keunikannya. Penasaran bagaimana bentuknya? Yuk simak artikel dibawah ini.
Sejarah Rumah Adat dari Riau
Rumah adat asal Riau sering disebut dengan istilah Selaso Jatuh Kembar. Bangunan ini terdiri dari beberapa ruangan seperti ruang tidur, ruang bersila, anjunga, dan dapur.
Rumah ini juga dilengkapi dengan balai adat yang sering digunakan untuk musyawarah dan pertemuan adat.
Selaso Jatuh Kembar juga memiliki arti rumah dengan dua selasar (selaso, salaso). Bangunan ini memiliki lantai yang lebih rendah dari ruangan tengah, dimana bangunan ini selalu di beru hiasan berupa ukiran.
Di puncak atap bangunan rumah adat riau ini, selalu ada hiasan kayu yang mencuat bersilangan dan selalu diberi hiasan berupa ukiran. Ukiran ini biasanya disebut dengan Salembayung atau Sulobuyung. Simbol ini melambangkan pengakuan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Bentuk Bangunan

Rumah ini juga memiliki tangga, pintu, dan susunan ruangan yang sama serta memiliki ukiran melayu seperti selembayung, lebah bergayut, dll. Rumah ini juga memiliki beberapa keunikkan seperti:
1. Beratap Silang
Rumah adat riau Beratap Silang ini terdiri dari dua silangan yang pada ujung atap dan kaki atap. Kedua bagian ini melengkung keatas namun lengkungan ujungnya lebih kuat di bandingkan dengan atap kaki.
Hiasan pada ujung kaki ini disebut Sulo Bayung dana tap kaki disebut Sayok Layanagan. Rumah ini memiliki arti yaitu hubungan antara manusia dan penciptanya. Manusia yang mempunyai banyak cobaan yang kadang menghanyutkan dan dapat membawa manusia kedalam kehidupan yang lebih kelam.
Bentuk atap ini juga mengingatkan pemiliknya agar tidak lupa beribadah dimana nanti akhir hidupnya bisa kenmbali dengan keadaan suci.
Material yang digunakan untuk atapnya adalah daun rumbia yang dihubungkan dengan tali rotan. Sedangkan ujung atap yang berat di pasak dihubungkan dengan nibung. Material ini sering digunakan untuk menghindari sengatan matahari langsung.
2. Loteng
Pada rumah adat Riau, terdapat dua loteng yang disebut langsa dan panas. Tidak semua rumah diberi loteng, biasanya ruang tamunya dibiarkan terbuka dengan tujuan jika ada pernikahan tempat tersebut bisa di letakkan untuk pelaminan.
Material yang sering digunakan untuk loteng adalah papan kayu yang kuat dank eras seperti merbau meskipun lebih tipis dibandingkan lantai.
3. Lubang Air / Ventilasi
Rumah adat ini juga memiliki lubang air yang disebut ventilasi. Ventilasi ini digunakan untuk memasukkan atau mengeluarkan udara. Lubang air ini mengambil bentuk simetris atau persegi delapan, enam, empat, atau lingkaran.
Simbol ini menjadi simbol keyakinan oleh masyarakat Melayu. Lubang air biasanya pada bagian atas pintu dan jendela rumah. Lubang air terbuat dari kayu sungkai yang biasanya digunakan untuk pintu dan jendela.
4. Dinding Yang Miring
Dinding yang ada di dalam rumah adat ini tidak seperti rumah-rumah lainnya. Didalam rumah ini dibuat miring 20 – 30 derajat. Dinding miring ini memberikan aerodinamika pada rumah-rumah adat yang terletak di pinggir sungai atau laut yang anginnya cukup kencang.
Bentuk ini terinspirasi dari bentuk kapal yang terbukti dari hiasan pada kaki dinding yang mirip dengan perahu.
Dinding ini juga direkatkan dengan jenang, untuk merapatkan dinding yang cekung dan dimasukkan didalam bagian yang lurus hingga tidak tembus angin ataupun cahaya. Menggunakan kayu yang keras dan tidak berserabut dinding ini dibuat dua lapis pada bagian dalam dan luar.
5. Lantai Yang Terbuat Dari Kayu Nibung
Lantai rumah adat masyarakat Riau ini dibuat sangat rapi, sedangkan bagian dapur dibuat agak jarang. Bagian lantai ini terbuat dari kayu nibung yang diletakkan pada belakang ataupun kamar mandi yang sering terkena oleh air.
Ketinggian lantai biasanya dibentuk dengan berdasarkan tinggi tiang rumah dengan rasio 20cm sampai dengan 60cm.
6. Bendul / Penguat Ujung Lantai
Bendul adalah batas lantai yang terbuat dari kayu yang tidak boleh bersambung karna fungsinya untuk penguat dan pengikat ujung-ujung lantai.
7. Pintu
Pintu merupakan jalan utama untuk tamu yang datang agar tidak berlalu lalang selain di ruang tamu.
8. Tangga Yang Ganjil
Tangga pada rumah adat ini biasanya dibuat ganjil sesuai dengan tinggi rendahnya rumah tersebut. Pada tangga yang dibuat biasanya persegi atau bulat yang dilengkapi dengan tangan tangga yang diberi ornamen atau papan tembus.
Tangga ini biasanya terletak disamping rumah untuk menghindari pandangan langsung menuju rumah, namun juga ada yang memasangnya didepan rumah.
Anak tangga biasanya terbuat dari kayu nibung atau kayu yang keras lainnya yang bisa tahan terhadap serangan panas. Biasanya permukaan tangga ini dimulai dengan meletakkan bayu atau kayu keras disandingkan di kanannya dengan tempat air untuk mencuci kaki bagi orang yang ingin masuk kedalam rumah.
Macam-Macam Rumah Adat di Riau

1. Balai Salaso Jatuh
Nama rumah adat ini cukup unik, namun fungsinya sangat penting karena dibangun untuk dijadikan sebagai tempat musyawarah atau rapat masyarakat. Bangunan ini juga memiliki bermacam-macam nama sesuai fungsinya.
Karakteristik dari balai ini terdapat pada selaras yang mengelilingi seluruh bangunan. Selain itu posisi lantainya juga lebih rendah dari ruang tengahnya.
Ukiran dan corak-corak pada bangunan ini biasanya berbentuk motif hewan dan tumbuhan. Setiap motifnya pun memiliki namanya masing-masing.
2. Atap Lontik
Rumah Melayu Atap Lontik sering disebut dengan Rumah Lancang atau Pelancang. Rumah ini merupakan rumah khas suku Melayu di Lima Koto, Riau.
Disebut Lancang dan Pelancang karena bentuk hiasan kaki dindingnya seperti perahu atau Pencalang. Karena biasanya didirikan di pinggir sungai, maka bentuk bangunannya berupa rumah panggung agar terhindar dari banjir atau serangan binatang buas.
3. Salaso Jatuh Kembar
Rumah Salaso Jatuh Kembar merupakan simbol untuk provinsi Riau. Bentuknya mirip dengan Balai Salaso Jatuh. Bangunan ini berbentuk rumah panggung dan memiliki beberapa ruangan.
Ada ruang untuk tempat bermusyawarah pertemuan adat, menyimpan benda-benda adat seperti alat musik tradisional, hingga dapur.
4. Rumah Melayu Lipat Kajang
Rumah ini memiliki bentuk menyerupai perahu, oleh karena itu rumah ini disebut melayu lipat kajang. Bentuk bumbung curam yang disebut Lipat Kajang ini bisa memudahkan air hujan untuk turun.
5. Rumah Melayu Atap Limas Potong
Rumah Melayu Atap Limas Potong merupakan rumah adat provinsi kepulauan Riau yang sering digunakan oleh mayoritas masyarakat.
Rumah ini memiliki bentuk atap seperti bangunan limas yang terpotong. Bangunannya berbentuk rumah panggung dengan tinggi sekitar 1,5 meter.
Selain itu, bangunan ini secara keseluruhan terbuat dari kayu atau papan. Makin kaya pemilik rumahnya, maka makin besar pula bentuk rumahnya.
Akhir Kata
Itulah informasi mengenai rumah adat dari Riau yang harus kalian ketahui. Semoga artikel ini dapat memperluas ilmu pengetahuan kalian serta menumbuhkan rasa cinta kalian terhadap keindahan Indonesia.
Jangan lupa untuk selalu melestarikan serta menjaga kebudayaan kita. salah satunya adaah dengan cara mempelajarinya.