34 Rumah Adat Setiap Provinsi di Indonesia

Indonesia yang begitu luas tentu saja memiliki banyak kekayaan alam, keberaneka ragaman agama, suku, budaya, serta adat istiadat. Begitu juga dengan rumah tradisional daerah di setiap provinsi di Indonesia.

Hal ini mencerminkan bahwa, para nenek moyang bangsa Indonesia merupakan orang yang cerdas. Yang mampu membuat bangunan khas dengan berbagai desain dengan gaya arsitek bangunan yang profesional.

Rumah adat di Indonesia ini bukan hanya indah, namun juga memiliki makna dan fungsi tertentu sesuai dengan kebiasaan dan adat setiap daerah masing-masing.

Daftar Rumah Adat Yang Ada di Indonesia

Sangking banyaknya rumah khas di negara ini, mungkin hanya sedikit orang yang pernah melihatnya baik secara langsung ataupun tidak.

Dengan segala bentuk kelebihan dan kekurangannya, berikut ini akan kami bahas secara lengkap satu persatu dari setiap daerah di Indonesia. Sebagai bahan pembelajaran dan wawasan dalam mengenal warisan leluhur Indonesia.

Berikut ini ringkasan serta gambar rumah adat dari 34 Provinsi di Indonesia.

1. Rumah Adat Krong Bade

Aceh_Krong Bade

Krong Bade atau nama lainnya Rumon Aceh merupakan salah satu ciri khas rumah adat Aceh. Bangunan ini memiliki 3 tangga pada bagian depan rumah. Tangga tersebut memiliki tinggi sekitar 2.5 hingga 3 meter dari tanah. Jumlah anak tangganya pun umumnya ganjil.

Bentuk dari bangunan ini persegi panjang yang sengaja dibuat memanjang dari arah Timur ke Barat, atapnya memakai daun rumbia yang memberikan kesan sederhana pada desain, lantainya terbuat dari bambu.

Jika dilihat, pada dindingnya terdapat ukiran khas yang disesuaikan dengan tingkat ekonomi penghuninya. Setiap bagian memiliki fungsi sendiri-sendiri. Mulai dari tempat santai, ruang inti sampai gudang.

2. Rumah Adat Bolon

Sumut_Bolon

Bolon adalah rumah adat yang memiliki beberapa jenis, ada rumah Bolon Simalungun, Bolon Toba, Bolon Karo, Bolon Angkola, Bolon Mandailing, dan Bolon Pakpak. Dulunya, Bolon merupakan tempat tinggal 13 raja yang berdomisili di Sumatra Utara.

Bangunan ini berbentuk persegi empat dengan model panggung. Tingginya dari tanah sekitar 1.75 meter. Terdapat tangga di tengah badan bangunan ini. Selain itu, Di tiap sudut bangunan terdapat tiang-tiang sebagai penopang bangunan. Sedangkan atapnya tampak seperti bentuk pelana kuda.

3. Rumah Adat Bagonjong

Sumbar_Bagonjong

Rumah Gadang atau Begonjong atau Godang Ternyata memiliki ciri khas yang unik. Bangunan yang dimiliki rumah Gadang sangat elegan meskipun sebenarnya sederhana.

Ciri khas yang paling menonjol dari rumah gadang adalah arsitektur atap nya yang menyerupai tanduk kerbau terbuat dari bahan ijuk yang dianyam sedemikian rupa.

Umumnya, hanya ada satu tangga yang dimiliki oleh bangunan ini. Pada dindingnya, terdapat ukiran-ukiran yang menghiasi bangunan tersebut. Motifnya biasa mengusung tema tumbuhan merambat, bunga, buah, hingga akar berdaun.

Bangunan ini ternyata tidak sekedar dijadikan tempat tinggal masyarakat Sumatera Barat, tetapi juga dijadikan tempat untuk merawat anggota keluarga yang sedang sakit, tempat untuk melaksanakan upacara, dan sebagai sebuah lambing sebuah adat.

4. Rumah Adat Melayu Selaso

Riau_Melayu Selaso

Rumah Melayu Selaso memiliki kolong di bawah bangunan atau biasa dikenal sebagai rumah panggung.

Bangunan ini memiliki tiang dengan bangunan berbentuk persegi panjang. Makna dari Selaso jatuh kembar sendiri adalah bangunan dengan lantai lebih bawah dibandingkan dengan ruang tengah.

Ada hal yang menarik dari bangunan ini yaitu memiliki ukiran yang menjadi ciri khasnya. Ukiran di dalam bangunan ini juga mengambil dari tema alam yaitu lebah bergayut, pucuk rebung, selembayung, dan lain sebagainya.

Fungsi rumah ini bukanlah untuk ditinggali melainkan untuk tempat musyawarah. Orang-orang sekitar biasa menyebutnya dengan sebutan Balai Salaso Jatuh.

Ada beberapa ruangan yang ada di rumah ini, ruangan tersebut di antaranya ruang besar yang berfungsi untuk tempat tidur. Ada ruangan lainnya seperti ruangan anjungan, dapur, hingga ruangan bersila.

5. Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar / Belah Bubung

Kep Riau_Selaso jatuh kembar

Masih satu wilayah dengan Riau, rumah ini diberi nama Belah Bubung dan asalnya dari kepulauan Riau.

Seperti rumah adat pada umumnya, bangunan ini berbentuk panggung dan dibawahnya ada tiang penyangga. Ciri khasnya diantaranya yaitu ada variasi pada bagian atap bangunan.

Fungsinya sama seperti umah adat Riau bukan untuk tempat tinggal, melainkan tempat musyawarah ataupun rapat untuk kepentingan warga. Beberapa macam nama yang dimiliki oleh rumah ini antara lain Balairung Sari, Balai Kerapatan, Balai Pengobatan, dan lainnya.

6. Rumah Adat Kajang Leko

jambi_kajang leko

Orang mengenalnya dengan sebutan Rumah Panggung Jambi. Salah satu ciri yang dimiliki rumah adat Provinsi Jambi ini adalah bentuknya yang panjang sehingga dijuluki sebagai rumah Panjang.

Material yang digunakan untuk membuat bangunan ini adalah kayu. Ada 8 ruangan yang terdapat di dalamnya. Ruang pertama disebut dengan “jogan”. Fungsi ruangan ini adalah untuk tempat beristirahat dan tempat penyimpanan air.

Ruang kedua yaitu serambi depan untuk menerima tamu khusus laki-laki. Ruang ketiga yaitu serambi dalam untuk tempat tidur anak laki-laki.

Ruang keempat yaitu “amben melintang” untuk kamar pengantin. Lalu ruang serambi belakang yang fungsinya untuk tempat tidur anak perempuan yang belum menikah.

Ada  juga tempat menerima tamu perempuan. Ruang selanjutnya disebut “garang” untuk ruang dan tempat penyimpanan air juga. Ruang terakhir yaitu dapur untuk memasak.

7. Rumah Adat Limas

Sumsel_Limas

Sesuai dengan namanya, rumah ini memiliki bentuk limas. Ada filosofi budaya pada tingkatan bangunannya, Tingkatan itu biasa dikenal dengan “bengkilas” oleh masyarakat. Untuk para tamu yang datang ke sana, akan diminta untuk singgah di teras atau ruangan atas.

Di bangunan ini, terdapat 5 ruangan yang disebut dengan “kekijing”. Lima ruangan itu adalah simbol dari lima jenjang kehidupan manusia. Jenjang yang dimaksud adalah usia, bakat, jenis, pangkat, dan martabat. Tentu, pada tiap tingkatan memiliki detail yang berbeda-beda.

Seperti halnya ruangan pada tingkat pertama yang disebut “pagar tenggalung”. Tidak ada dinding pembatas. Ruangan ini menyuguhkan nuansa santai karena biasa digunakan untuk menerima tamu. Selain ruangan tersebut masih ada lainnya juga.

8. Rumah Adat Rakit

Bangka Belitung_ Rakit

Dinamakan rakit karena rumah ini bagaikan rakit yang ada di atas sungai. Rumah rakit memang sengaja dibangun diatas sungai karena pada zaman dahulu sungai dipercayai sebagai sumber mata pencaharian dan sumber makanan masyarakat yang paling berperan.

Bangunan ini terbuat dari material bambu. Namun, bukan sembarang bambu yang digunakan. Bambu yang digunakan adalah bambu Manyan yang memiliki ukuran besar dan kuat.

9. Rumah Adat Bubungan Lima

bengkulu_bubungan lima

Memiliki nama Bubungan Lima, rumah ini memiliki ciri khas yang tak kalah unik dengan rumah adat yang ada di tempat lain.

Sama seperti rumah panggung, Bangunan ini ditopang oleh tiang-tiang pada bagian penopang nya.

Tidak seperti rumah umumnya, Bubungan cenderung digunakan untuk tempat acara masyarakat Bengkulu. Ada tiga bagian pada bangunan ini, yaitu bagian atas, tengah, dan bawah. Setiap bagian memiliki fungsinya masing-masing.

Material utama yang digunakan untuk membangun adalah kayu. Namun, kayu yang digunakan juga bukan kayu sembarangan. Kayu tersebut adalah Kayu Medang Kemuning yang dianggap memiliki kualitas khusus.

10. Rumah Adat Nuwo Sesat

Lampung_Nuwo Sesat

Bangunan panggung dan ornament yang khas adalah ciri dari rumah ini, rumah adat Nuwo Sesat memiliki ukuran yang cukup besar pada zaman dulu, namun sekarang bangunan nya tidak sebesar pada zaman dulu. Bangunan ini dibangun untuk dijadikan tempat pertemuan adat untuk musyawarah.

11. Rumah Adat Kebaya

jakarta_kebaya

Rumah adat betawi ini memiliki ciri khas yang membedakannya dengan rumah tradisional lainnya. Ciri khasnya ada pada atapnya. Atapnya memiliki bentuk yang menyerupai pelana yang terlipat.

Jika dilihat dari sisi samping, akan tampak ada lipatan-lipatan kebaya. Untuk corak ornamen nya, rumah kebaya mengusung tema corak khas suku betawi.

12. Rumah Adat Keraton Kasepuhan Cirebon

Jabar_Keraton kasepuhan cirebon

Rumah adat asal provisi Jawa Barat ini ternyata memiliki nama lain Keraton Kasepuhan Cirebon. Rumah ini berdiri pada tahun 1529 yang mana pendirinya adalah Pangeran Cakrabuana.

Sebenarnya, bangunan tradisional ini merupakan perluasan dari keraton sebelumnya yang bernama Keraton Pakungwati.

13. Rumah Adat Badui

Badui

Suku Badui yang pemukimannya di daerah Banten khususnya wilayah pelosok ujung kulon mempunyai rumah adat tersendiri. Bentuk bangunan ini seperti panggung dengan bahan bambu dan ditopang dengan beberapa pilar penyangga di bawahnya.

Rumah ini adalah simbol dari kesederhanaan masyarakat setempat. Fungsi dibuatnya bangunan ini tentu untuk tempat berlindung dan mendapatkan kenyamanan. Selain itu, suku Badui juga terkenal dengan kekeluargaan yang kental. Karena itu, untuk bisa membuatnya mereka harus saling bergotong-royong.

Bangunan ini sendiri memiliki tiga bagian utama yaitu sosoro (depan), tepas (tengah), dan imah (belakang). Masing-masing bagian memiliki fungsinya sendiri.

14. Rumah Adat Joglo

jateng_joglo

Nama Joglo mungkin sudah sangat sering kalian dengar. Rumah ini memiliki beberapa ruangan. Ruangan depan disebut dengan pendopo yang berfungsi sebagai tempat menerima tamu bagi para tamu yang datang ke sana.

Ciri khas dari salah satu rumah adat Indonesia ini sendiri ada pada corak ornamen nya yang memiliki sentuhan kejawaan.

15. Rumah Adat Bangsal Kencono

Jogja_bangsa Kencono

Bangsal Kencono adalah rumah yang digunakan sebagai tempat tinggal raja-raja Jawa dan juga pejabat kerajaan.

Jika dilihat dari arsitekturnya sekilas, ia memiliki bentuk hampir mirip dengan rumah Joglo.

Namun, rumah ini lebih luas, lebar, dan juga besar. Arsitektur dari bangunan ini dipengaruhi oleh gaya bangunan Portugis, Belanda, dan Cina.

Jika dirasakan lagi, desainnya lebih cenderung memiliki sentuhan adat Jawa yang dapat terlihat jelas pada ukiran-ukiran pada tiang, atap, dan dinding bangunannya.

Material yang digunakan untuk atap adalah genting sirap atau tanah. Dindingnya terbuat dari kayu yang tentunya memiliki kualitas yang tinggi. Warna tiang umumnya hijau tua atau hitam. Tiang itu dijadikan penompang pada umpak batu yang memiliki warna keemasan.

16. Rumah Adat Joglo Situbondo

Jatim_Joglo Situbondo

Rumah Joglo atau Rumah Joglo Sitobondo memiliki beberapa kemiripan dengan rumah Joglo asal Jawa Tengah. Namun, bangunan ini lebih minimalis dan astistik. Bentuknya sendiri adalah limas atau dara gepak.

Rumah adat Jawa Timur ini dibangun untuk dua fungsi yaitu tempat tinggal dan beberapa untuk peninggalan bersejarah.

Ciri khas dari rumah adat di Indonesia timur ini ada pada kesederhanaan ukiran dan bentuknya. Walaupun sederhana, bangunan tradisional ini memiliki makna seni yang tinggi seperti bangunan tradisional lainnya.

17. Rumah Adat Gapura

bali_gapura

Rumah ini sebenarnya adalah sebuah bangunan yang dijadikan gerbang rumah-rumah tradisional Bali.

Gapura itu memiliki dua buah candi dengan bentuk serupa yang berfungsi untuk membatasi sisi kanan dan sisi kiri pintu masuk ke daerah pekarangan. Keduanya saling berpisah karena tidak memiliki atap.

Bentuk dari bangunan tradisional ini sendiri adalah gapura atau dua buah candi yang terpisah yang menimbulkan bentuk simetris. Candi ini selalu menduduki posisi luar dari puri maupun pura.

Rumah Adat Bali ini lebih sering digunakan untuk upacara besar sehingga masih sangat kental dengan kebudayaan dan agama.

18. Rumah Adat Dalam Loka

NTB_dalam Loka

Nama dari rumah Dalam Loka ini terpecah menjadi dua kata yaitu “Dalam” yang artinya “istana”, dan “Loka” yang artinya “Dunia”. Fungsinya sebagai pusat pemerintahan dan tempat tinggal raja-raja Sumbawa pada zaman dulu. Ukurannya cukup besar dan bangunannya ditopang oleh 99 tiang.

19. Rumah Adat Musalaki

NTT_Musalaki

Rumah Musalaki didirikan untuk dijadikan tempat tinggal bagi kepala suku Ende Lio yang merupakan pemilik aslinya.

Selain untuk tempat tinggal, bangunan ini juga difungsikan untuk kegiatan musyawarah adat, tempat ritual upacara adat, dan lain sebagainya.

Rumah Adat NTT ini memiliki arsitektur yang dibedakan menjadi bagian atas dan bawah. Pada bagian atas terdapat Struktur Wisu dan Atap. Sedangkan, pada bagian bawah terdapat struktur Pondasi Kuwu Lewa dan Maga.

Masing-masing struktur memiliki detail yang berbeda-beda. Seperti pada struktur Maga yang terbuat dari bilah papan yang tersusun sejajar dengan sistemnya yang satu arah.

20. Rumah Adat Panjang

Kalbar_Panjang

rumah yang dikenal dengan rumah adat Kesultanan Pontianak ini memiliki desain yang cukup besar dan bisa ditinggali orang dalam jumlah yang banyak. Beberapa bagian rumah memiliki corak yang unik dan terkesan elegan.

21. Rumah Adat Betang

Kalteng_Betang

Rumah yang satu ini memiliki desain bangunan berbentuk panjang, biasanya masyarakat Kalimantan Tengah menggunakan bangunan ini untuk ditempati 30 sampai 35 kepala keluarga suku Dayak. Rumah adat Kalimantan Tengah ini merupakan bangunan tradisional terbesar kedua yang ada di Indonesia.

Bentuknya adalah panggung dan memanjang. Panjang bangunannya berkisar antara 30 hingga 150 meter. Sedangkan untuk lebarnya bisa mencapai 3 hingga 5 meteran.

Dalam pembangunannya, para suku Dayak biasanya memiliki beberapa persyaratan khusus. Persyaratan pertama, hulu harus searah dengan matahari terbit, sedangkan hilirnya mengarah ke matahari terbenam. Ini adalah sebuah simbol yang menggambarkan kerja keras mereka dalam mempertahankan hidup. Beberapa nilai budaya yang ada pada bangunan ini terdiri dari makna kehidupan, pekerjaan, amal perbuatan, dan lainnya.

22. Rumah Adat Baanjung

Kalsel_Baanjung

Rumah adat yang disebut dengan Bubungan Tinggi ini memiliki struktur bangunan yang sangat kokoh dan kuat.

Modelnya hampir mirip dengan Rumah Bapang. Namun bedanya, Bunbungan dibuat dengan gaya panggung yang memiliki anjung pada kanan dan kiri bangunannya.

Ada beberapa ciri dari bangunan ini. Pertama, atap berbentuk sindang langit tanpa disertai plafon. Kedua, tangganya naik dan berjumlah ganjil. Terakhir, pada pamedangan nya terdapat lapangan yang mengelilingi dengan Kandang Rasi berukir.

23. Rumah Adat Lamin

Kaltim_Lamin

Rumah adat Kalimantan Timur memiliki desain yang lebih mencolok dan menarik daripada dari bangunan khas yang di daerah Kalimantan lainnya.

Ternyata Rumah Lamin ini termasuk rumah tradisional terbesar pertama di Indonesia. Panjang bangunannya mencapai 300 meteran, lebar 15 meteran, dan tinggi 3 meteran.

Selain Lamin, biasanya orang-orang sekitar menyebutnya dengan rumah panggung panjang. Ukuran bangunannya cukup besar sehingga mampu menampung 12 hingga 30 keluarga yang jika dijumlahkan bisa mencapai 100 jiwa.

Bangunan ini memiliki ciri khas yang mudah sehingga dapat dengan langsung dikenali oleh orang. Ada banyak ukiran dan gambar-gambar yang masing-masing memiliki makna bagi masyarakat suku Dayak di Kalimantan.

Mereka beranggapan bahwa ukiran dan gambar tersebut berfungsi untuk menjaga keluarga mereka dari bahaya. Sedangkan, warna khasnya adalah kuning dan hitam serta warna lainnya yang juga memiliki makna. Seperti pada kuning yang bermakna kewibawaan.

24. Rumah Adat Baloy

Kalut_Baloy

Rumah ini memiliki desain yang unik dan terinspirasi dari rumah tradisional suku tidung yang ada di sana.

Ciri khas dari salah satu Rumah adat Indonesia ini sendiri ada pada arsitekturnya. Keindahan bangunan ini lebih menonjol pada ornament dan desain dinding nya.

25. Rumah Adat Pewaris

Sulut Pewaris

Rumah ini adalah rumah yang dibangun oleh suku asli yang berdomisili di Sulawesi Utara. Nama suku itu adalah Suku Minahasa. (Baca Juga: Rumah Adat Sulawesi Utara)

Bangunan ini berbentuk seperti rumah panggung dengan dua tangga pada bagian luarnya. Seluruh bahan dasar dari bangunan ini hanyalah kayu. Atapnya berbentuk limas yang menjulang ke atas dengan pada bagian atas depan terdapat ukiran yang unik.

26. Rumah Adat Boyang

Sulbar_Boyang

Rumah ini terbilang unik jika dilihat dari luar. Beberapa orang menyebutnya Rumah Mandar. Karena penghuni asli dari bangunan ini adalah suku Mandar yang disebut sebagai suku etnis asli Sulawesi Barat.

Pada sisi depan maupun belakang, terdapat tangga yang memiliki jumlah ganjil pada anak tangganya. Dindingnya terbuat dari papan yang dihiasi ukiran dan motif yang menjadi ciri khas suku Mandar. Sedangkan atapnya berbentuk prima dan memanjang dan terbuat dari daun rumbia yang ditambahkan ornamen tertentu.

Fungsi dari bangunan ini adalah untuk tempat tinggal suku Mandar. Bangunan ini memiliki beberapa ruangan khusus. Di antaranya Ruang Samboyang, Tangnga Boyang, Bu’i Boyang, Paceko, Tapang, Lego-lego, Naong Boyang, dan lainnya. Masing-masing ruangan memiliki fungsi sendiri seperti ruang Samboyang untuk menerima tamu.

27. Rumah Adat Tambi

sulteng_tambi

Rumah ini adalah rumah yang khusus dihuni oleh suku Lore dan suku Kali yang merupakan mayoritas masyarakat di sana. Rumah ini juga digunakan sebagai tempat tinggal untuk kepala adat. Namun, penduduk biasa pun juga tinggal di rumah ini.

Bangunan khusus kepala adat memiliki anak tangga yang ganjil, sedangkan untuk penduduk biasa berjumlah genap. Bentuknya panggung, dengan atap rumah yang difungsikan sebagai atap sekaligus dinding. Pondasi bangunan ini adalah batu alam, sedangkan tangganya terbuat dari bambu dan daun rumba.

Bentuk dari bangunan ini memiliki makna sendiri. Bentuk segitiga yang ada merupakan simbol yang melambangkan dua relasi antara horizontal dan vertikal. Garis horizontal memiliki makna relasi antar manusia. Sedangkan, vertikal bermakna hubungan antara manusia dan Sang Pencipta.

28. Rumah Adat Buton Malige

Sulawesi Tenggara_buton malige

Rumah ini memiliki bentuk yang unik. Anak tangganya ditutup oleh atap yang tidak biasa. Ciri khasnya yaitu karakteristik dari arsitekturnya. Arsitekturnya memang dibuat seunik mungkin agar mudah dikenal oleh masyarakat lainnya.

Rumah ini dibangun dengan empat lantai dengan teknik kontruksi kayu kait tanpa pasak dan juga tanpa paku.

29. Rumah Adat Tongkonan

sulsel_tongkonan

Rumah adat yang satu ini terbilang sangat unik. Atap rumah ini berbentuk seperti perahu yang dalam pembuatannya, dibutuhkan teknik yang khusus dan teliti.

Bangunan ini terbuat dari material kayu seperti kebanyakan rumah adat lainnya. Pada bagian depan, terdapat hiasan tanduk kerbau sebagai ciri khasnya juga.

30. Rumah Adat Dulohupa

Gorontalo

Jika dilihat sekilas, rumah ini seakan perpaduan antara gaya modern dan klasik. Gayanya adalah panggung dengan dua tangga di sisi kanan dan kiri pada bagian depan. Bangunan ini terbuat dari kayu yang berkualitas dan tahan lama.

Ciri khasnya terdapat pada atap yang memiliki estetika yang tinggi. Bentuknya simple tetapi tampak elegan. Bangunan ini berdiri kokoh dengan sokongan tiang-tiang yang juga ditata rapi untuk menimbulkan estetika khas.

31. Rumah Adat Baileo

maluku baileo

Rumah adat Baileo merupakan rumah yang dijadikan sebagai lambang kerukunan agama di Maluku. Ternyata rumah ini memiliki multifungsi, selain sebagai tempat tinggal dan beristirahat, ternyata bangunan ini dijadikan sebagai tempat acara hiburan dan musyarawah.

Bentuknya juga unik, dibuat panggung dengan atap yang hampir memenuhi bagian bawah. Atapnya terbuat dari daun rumbai dan bambu yang ditata rapi.

32. Rumah Adat Mod Aki Aksa

papua_mod aki aksa

Suku yang bertempat tinggal di rumah ini adalah Suku Arfak, lokasinya berada di daerah Manokwari. Keunikannnya adalah rumah Mod Aki Aksa ini mempunyai seribu penyangga dan berbentuk panggung.

Baca Juga: Rumah Adat Papua

Bahan pembuatan bangunan ini hanya terdiri dari ilalang dan kayu. Bangunan yang berasal dari provinsi Papua ini memiliki karakteristik dan ciri khas ukurannya yang sempit dan tampak minimalis.

Karena sebagian besar berada di daerah yang dataran tinggi atau daerah pegunungan dan suhu di Papua terbilang cukup dingin, maka bangunan ini sengaja tidak dibuatkan jendela supaya suhu didalamnya tetap hangat.

33. Rumah Adat Honai

papua_honai

Rumah Honai ini terbuat dari kayu dan jerami ilalang yang disusun rapi dan padat.

Jika rumah adat di daerah yang lain berukuran besar, maka rumah adat asal Papua barat memiliki ukuran yang minimalis dan tergolong sempit.

34. Rumah Adat Sasadu

halmehera

Tipenya rumah panggung dengan keunikan jumlah pintu yang ada sebanyak 6 pintu dengan fungsi yang berbeda beda. 2 pintu digunakan khusus untuk kaum laki laki, kemudian 2 pintu selanjutnya khusus untuk kaum perempuan dan sisa 2 pintu digunakan untuk kedatangan para tamu.

Jika dilihat dari jumlah pintu, maka rumah Sasadu ini merupakan rumah adat dari Indonesia yang mempunyai pintu terbanyak dibandingkan dengan provinsi lain yang ada di Indonesia.

Kesimpulan

Itulah daftar rumah adat di Indonesia lengkap yang harus senantiasa kita jaga dan lestarikan keindahannya.

Di zaman modern ini kita harus mampu menjaga dan melestarikan bangunan tradisional ini dan tetap mempertahankannya walaupun di zaman ini sudah banyak pengaruh dari luar negeri.

Semoga artikel diatas mampu menambah wawasan kita seputar adat yang ada di Indonesia.

About

You may also like...

Your email will not be published. Name and Email fields are required