Baju Adat Jawa

Jawa merupakan etnis yang paling mendominasi di Indonesia. Meski sebagian besar berada di pulau Jawa, namun kenyataannya suku ini bayak terseba di berbagai pelosok. Hal ini sangat mempengaruhi budaya Indonesia.

Salah satu yang paling menonjol adalah pakaian adat jawa yang hampir semua orang mengetahuinya. Pakaian adat suku Jawa ini seringkali ditampilkan dalam acara formal maupun kasual.

Tetapi ternyata, pakaian adat Jawa memiliki banyak jenis loh, untuk kalian yang belum tahu, yuk simak artikel dibawah ini!

Jenis Baju Adat Jawa

Pakaian adat khas Jawa memiliki beberapa macam karena pulau Jawa terbagi menjadi beberapa provinsi. Jadi, bisa dibilang ada baju adat yang berbeda di setiap provinsi Jawa, seperti baju adat Jawa Tengah, baju adat Jawa Timur, dan juga baju adat Jawa Barat.

Berikut ini adalah pakaian adat jawa yang banyak dikenal oleh masyarakat:

1. Kebaya

Kebaya merupakan jenis blus, tunik, atau atasan tradisional yang digunakan oleh perempuan. Biasanya, baju ini dibuat dengan bahan tipis dengan paduan kain batik, sarung, atau songket.

Nama kebaya berasal dari bahasa Arab, abaya, yang berarti pakaian. Namun, ada juga yang bilang bahwa kebaya merupakan bawaan dari Tiongkok dan mengalami akulturasi budaya saat berada di tanah Jawa.

Saat itu, kebaya digunakan untuk membedakan perempuan bangsawan dengan rakyat jelata. Namun sekarang, kebaya menjadi pakaian tradisional perempuan di Indonesia.

Kebaya juga seringkali digunakan untuk baju pengantin adat Jawa. Biasanya ketika orang Jawa menikah, pasti pengantin maupun para tamu menggunakan pakaian adat Jawa ini.

2. Jawi Jangkep

Jawi jangkep merupakan pakaian adat Jawa Tengah yang dipakai oleh kaum laki-laki. Jawi ini berasal dari adat Keraton Kasunanan Surakarta.

Baju adat Jawa ini sendiri memiliki 2 jenis, yaitu Jawi Jangkep dan Jawi Jangkep Padintenan (keseharian). Jawi Jangkep mengkhususkan penggunaan atasan hitam dan hanya boleh digunakan untuk acara formal.

Sedangkap Jawi Jangkep Padintenan menggunakan atasan berwarna selain hitam yang boleh digunakan pada acara non formal.

Pakaian Jawi Jangkep terdiri atas beberapak pakaian, yaitu:

  • Penutup kepala berupa blankon atau destar.
  • Pakaian atasan dengan bagian belakang jauh lebih pendek untuk tempat keris.
  • Setagen.
  • Epek, timang, dan lerep sebagai sejenis ikat pinggang.
  • Kain bawahan.
  • Wangkingan atau keris.
  • Canilan atau selop sebagai alas kaki.

Hingga saat ini, pakaian Jawi Jangkep masih sering menjadi pakaian pilihan, khususnya acara adat formal.

3. Beskap

Beskap adalah salah satu jenis pakaian atasan pada Jawi Jangkep, namun seiring perkembangannya, beskap sering dikenakan terpisah.

Bentuk pakaian adat Jawa ini berupa kemeja lipat dan berkerah bukan lipat, biasanya beskap menggunakan warna kain yang polos.

Kancing pada beskap terletak pada sisi kanan dan kiri serta pola kancing menyamping. Sebagaimana halnya dengan pakaian atasan untuk Jawi Jangkep, bagian belakang beskap terbuka untuk tempat keris.

Terdapat 4 jenis beskap, yaitu:

  • Beskap gaya Solo – jenis beskap yang terinspirasi dari pakem budaya Keraton Kasunanan.
  • Beskap gaya Yogya – merujuk pada pakem Keraton Kasultanan
  • Beskap landing – jenis beskap dengan bagian depan yang panjang serta Beskap gaya kulon.

4. Surjan

Surjan merupakan kemeja atasan yang khusus digunakan oleh kaum pria berlengan panjang dengan kerah tegak dan terbuat dari kain bermotif lurik atau bunga.

Nama surjan merupakan singkatan dari gabungan kata suraksa-janma yang berarti menjadi manusia. Ada pula yang mengatakan surjan berasal dari kata siro dan jan yang artinya pelita.

Pakaian ini sering disebut sebagai pakaian taqwa karena memiliki makna religius, yaitu:

  • 6 buah kancing pada kerah melambangkan rukun iman.
  • 2 buah kancing pada dada kiri dan kanan melambangkan dua kalimat Syahadat.
  • 3 buah kancing yang tak terlihat di bagian dada dekat perut yang melambangkan nafsu manusia yang harus dikendalikan.

Pemakaian surjan dulunya terbatas pada bangsawan dan para abdi keraton.

5. Kanigaran

Kanigaran merupakan dandanan khusus pengantin dari keluarga kerajaan di Kesultanan Ngayogyakarta yang disebut paes ageng kanigaran.

Riasan ini dipersilakan untuk dipakai oleh masyarakat umum pada masa pemerintahan Sultan HB IX. Kanigaran sarat akan makna filosofis dan banyak diminati calon pengantin, khususnya bagi yang berdarah jawa.

Pakaian kanigaran terbuat dari bahan beludru warna hitam yang dilengkapi dengan kain dodot atau kampuh sebagai bawahan.

Riasan dan aksesoris beserta cara pakainya memiliki aturan khusus tersendiri dan hanya perias terlatih yang mampu melakukannya.

6. Basahan

Basahan juga merupakan dandanan yang digunakan oleh pengantin. Berasal dari warisan kebudayaan Mataram, basahan masih banyak menjadi dandanan pilihan untuk upacara

Pembeda antara dandanan basahan dan kanigaran adalah gaya berpakaiannya. Kanigaran menggunakan pakaian luaran berbahan beludru di luar kemben.

Sedangkan basahan tidak menggunakan pakaian luaran tersebut. Riasan dan aksesoris yang digunakan hampir menyerupai pada dandanan paes ageng kanigaran.

7. Batik

Batik adalah hasil abreviasi dari kalimat jawa babat soko sak tithik, yang secara istilah dapat diartikan mengerjakan sesuatu sedikit demi sedikit.

Ada pula yang menerangkan bahwa batik adalah gabungan dari amba yang artinya luas/lebar dan thik/titik/matik yang artinya membuat titik. Sehingga dapat diartikan sebagai menggambar (dan menggabungkan) titik-titik pada kain yang lebar.

Pada 2 Oktober 2009, UNESCO akhirnya mengakui bahwa batik adalah warisan budaya yang berasal dari Indonesia. Sejak saat itulah, batik kian populer dan dikenakan untuk berbagai kesempatan.

Biasanya, setiap daerah memiliki karakteristik motif tersendiri yang dipengaruhi oleh kondisi geografis dan budaya setempat.

Batik dari daerah yang pesisir biasanya lebih dinamis dalam pemilihan corak dan warnanya dibanding dengan dari daerah yang masih terpengaruh oleh budaya keraton.

Seiring dengan perkembangan zaman, model baju adat Jawa pun kian beragam. Kain batik tidak hanya berakhir sebagai bawahan untuk kebaya, namun juga sudah kaum perempuan menjadikan batik sebagai gaun maupun atasan.

Gambar Baju Adat Jawa

Nah, itulah pakaian adat Jawa yang saat ini masih terjaga dengan baik. Pakaian ini tersedia dalam beberapa ukuran, bahkan, sudah ada juga baju adat Jawa anak yang dibuat di Indonesia. Tujuannya adalah agar anak-anak bisa mencintai Indonesia ssejak dini.

Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan memperluas wawasan kalian, terutama pada bidang baju adat Jawa. Jangan lupa juga untuk selalu menjaga dan melestarikan budaya ini.

About

You may also like...

Your email will not be published. Name and Email fields are required