Agama Kristen

Agama Kristen merupakan agama terbesar yang ada di dunia. Ada lebih dari 2,4 miliar pemeluk atau sekitar 33% dari populasi global.

Umat Kristen atau Kristiani percaya bahwa Yesus adalah anak Allah dan Juru Selamat Umat Manusia yang datang sebagai Mesias (Kristus) sebagaimana dinobatkan dalam alkitab Perjanjian Lama.

Namun, mungkin belum banyak yang mengetahui tentang sejarah dari kekristenan ini. Padahal, di Indonesia sendiri agama ini termasuk kedua yang terbanyak setelah Islam.

Karena itu, kali ini Pesona Indonesia akan memberikan informasi terkait dengan agama Kristen. Mau tahu? Yuk simak dibawah ini.

Sejarah Agama Kristen

Sejarah Kekristenan tidak bisa dipisahkan dari Sejarah gereja Kristen yang membawa ajaran agama ini, mengayomi penganutnya dan menjadi saksi perkembangan pekerjaan yang telah dijalankan sepanjang dua ribu tahun.

Pekerjaan ini telah dilaksanakan sejak abad pertama Masehi, mulai dari tanah Israel hingga ke Eropa, Amerika, dan seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Kekristenan muncul dari wilayah Levant (sekarang Palestina dan Israel) mulai pertengahan abad pertama Masehi.

Asal Kekristenan dimulai di kota Yerusalem dan mulai menyebar ke wilayah Timur Dekat, termasuk ke Siria, Asyur, Mesopotamia, Fenisia, Asia Minor, Yordania dan Mesir.

Sekitar 15 tahun setelahnya Kekristenan mulai memasuki Eropa Selatan dan berkembang di sana. Sementara itu juga terjadi penyebaran di Afrika Utara serta Asia Selatan dan Eropa Timur.

Pada abad ke-4 Kekristenan telah dijadikan agama negara oleh Dinasti Arsakid di Armenia pada tahun 301, “Caucasian Iberia” (atau Republik Georgia) pada tahun 319, Kekaisaran Aksum di Etiopia pada tahun 325, dan Kekaisaran Romawi pada tahun 380 M.

Kekristenan menjadi umum bagi seluruh Eropa pada Abad Pertengahan dan mengembang ke seluruh dunia selama masa eksplorasi negara-negara Eropa dari zaman Renaissance sampai menjadi agama terbesar di dunia.

Sekarang ini  terdapat lebih dari 2,5 miliar orang Kristen, atau sekitar sepertiga jumlah manusia di dunia.

Kekristenan sendiri terbagi menjadi Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks Timur pada Skisma Timur-Barat atau Skisma Besar pada tahun 1054. Reformasi Protestan memecah Gereja Katolik Roma menjadi berbagai denominasi Kristen.

Kehidupan Tuhan Yesus

yesus kristus

Periode ini dimulai sejak kelahiran Yesus hingga kematian dan kebangkitan Yesus, kurang lebih dari 4 SM hingga 33 M.

Yesus Kristus dilahirkan sekitar tahun 4 SM di Betlehem, Yudea, dan bertumbuh dewasa di kota Nazaret, Galilea.

Setelah berumur sekitar tiga puluh tahun, dimulailah pelayanan Yesus selama lebih dari tiga tahun termasuk merekrut kedua belas rasul, melakukan mujizat, mengusir setan, menyembuhkan orang sakit, dan membangkitkan orang mati.

Yesus lalu mati dihukum dengan cara disalib karena hasutan pemimpin-pemimpin agama Yahudi yang tidak suka dengan ajaran Yesus yang dianggap bertentangan dengan ajaran mereka.

Ia disalibkan di Bukit Golgota, Yerusalem di antara tahun 29-33 M atas perintah Gubernur Provinsi Yudea Romawi, Pontius Pilatus.

Setelah mati disalibkan, Yesus dikuburkan di dalam gua batu. Umat Kristiani percaya bahwa Yesus bangkit dari mati pada hari ketiga setelah kematian-Nya dan menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saksi mata.

Empat puluh hari kemudian Ia naik ke surga dengan disaksikan banyak orang. Umat Kristiani juga percaya bahwa para imam Yahudi yang ketakutan menyogok para penjaga kubur untuk menyebarkan kabar bohong bahwa Yesus tidak bangkit melainkan mayatnya dicuri oleh para muridnya.

Kelima hal dalam kehidupan Yesus Kristus ini (kelahiran, pelayanan, kematian, kebangkitan, kenaikan ke surga) adalah intisari Kekristenan.

Informasi utama tentang kehidupan Yesus berasal dari keempat Injil dan tulisan-tulisan Paulus serta murid-murid Yesus yang lain yang secara kolektif disebut buku Perjanjian Baru.

Kitab Suci Umat Kristen

buku alkitab

Sama seperti agama-agama lainnya, agama Kristen juga memiliki beragam pemeluk dengan beragam keyakina dan penafsiran kitab suci.

Dalam agama Kristen, kumpulan tersebut disebut sebagai Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dan diyakini sebagai Firman Allah yang terilhamkan.

Sebagian kalangan percaya bahwa ilham ilahi membuat Alkitab Kristen yang ada sekarang ini bebas dari kesalahan.

Kalangan lain percaya bahwa Alkitab bebas dari kesalahan dalam naskah-naskah aslinya saja, walau tak satu pun naskah asli Alkitab yang masih ada sampai sekarang.

Ada pula kalangan yang percaya bahwa hanya Alkitab dalam terjemahan tertentu saja yang bebas dari kesalahan.

1. Tafsir Katholik

Ada dua mazhab eksegesis (tafsir ayat-ayat suci) yang muncul dan berkembang pada Abad Kuno, satu di Aleksandria, dan satu lagi di Antiokhia.

Tafsir mazhab Aleksandria, sebagaimana yang dicontohkan oleh Origenes, cenderung menelaah makna kiasan (makna yang tersirat) dari ayat-ayat Alkitab.

Sementara tafsir mazhab Antiokhia menelaah makna harfiahnya (makna yang tersurat), dengan keyakinan bahwa makna-makna lain (teoria) hanya boleh diterima jika didasarkan atas makna harfiah.

Teologi Katolik membedakan makna yang dikandung ayat-ayat Alkitab menjadi dua macam, yakni makna harfiah dan makna rohaniah.

Makna harfiah adalah arti dari kata-kata yang digunakan dalam susunan ayat-ayat suci, sementara makna rohaniah masih dibedakan lagi menjadi:

  • Makna alegori (kiasan), yang mencakup tipologi. Sebagai contoh, kisah terbelahnya Laut Merah dipahami sebagai “tipe” (lambang) atau kiasan dari pembaptisan (1 Korintus 10:2)
  • Makna moral (kesusilaan), yakni hikmah atau pelajaran budi pekerti yang terkandung dalam Kitab Suci
  • Makna anagogi (kebatinan), yang berkaitan dengan eskatologi (akhir zaman), kekekalan, dan hari kiamat

Sehubungan dengan eksegesis, menurut pedoman tafsir yang benar, teologi Katolik menegaskan bahwa:

  • Semua makna lain dari ayat-ayat Kitab Suci wajib didasarkan atas makna harfiahnya
  • Kesejarahan injil-injil harus diyakini secara mutlak dan tunak
  • Kitab Suci semestinya dibaca dalam lingkup “tradisi hidup segenap Gereja”
  • “Tugas menafsirkan Kitab Suci telah dipercayakan kepada para uskup dalam persekutuan dengan pengganti Petrus, Uskup Roma”

2. Tafsir Protestan

Umat Kristen Protestan yakin bahwa Alkitab adalah wahyu yang swadaya, kewenangan tertinggi di atas seluruh doktrin Kristen, dan menyingkap seluruh kebenaran yang diperlukan demi keselamatan. Keyakinan ini terkenal dengan sebutan sola scriptura.

Sudah menjadi ciri khas bagi umat Protestan untuk meyakini bahwa umat awam mampu memahami Kitab Suci secara memadai, baik karena Kitab Suci itu sendiri sudah jelas (atau “lugas”), berkat pertolongan Roh Kudus, maupun karena kedua-duanya.

Martin Luther percaya bahwa tanpa pertolongan Allah, Kitab Suci akan “terselubungi kegelapan”. Ia menghendaki adanya “satu pemahaman Kitab Suci yang bersifat definitif dan sederhana”.

Yohanes Kalvin pernah menulis bahwa “barang siapa tidak menolak bimbingan Roh Kudus, ia akan menemukan cahaya terang dalam Kitab Suci”.

Pengakuan Iman Helvetika kedua, yang disusun oleh gembala jemaat Kalvinis di Zurich, diadopsi sebagai maklumat doktrin oleh sebagian besar jemaat Kalvinis di Eropa.

Doa Kristen

Dalam tradisi-tradisi agama Kristen pada masa-masa selanjutnya, gerak-gerik tubuh tertentu ditonjolkan, termasuk gerak-gerik tubuh khas Abad Pertengahan seperti berlutut atau membuat tanda salib.

Berlutut, bersoja, dan bersujud sering kali dipraktikkan oleh denominasi-denominasi Kristen yang lebih tradisional.

Umat Kristen di Dunia Barat acap kali berdoa sambil merapatkan kedua telapak tangan dengan ujung-ujung jari mengarah ke depan seperti dalam upacara komendasi feodal (upacara akad junjungan-kawula).

Terkadang, digunakan juga sikap berdoa orans yang jauh lebih tua umurnya, yakni mengangkat kedua belah tangan dengan telapan tangan menghadap ke depan, ujung-ujung jari mengarah ke atas, dan kedua siku tertekuk.

Doa syafaat adalah berdoa demi kepentingan orang lain. Ada banyak riwayat tentang doa syafaat dalam Alkitab.

Dalam Surat Yakobus, doa syafaat orang-orang percaya biasa tidak dibedakan dari doa syafaat Elia, nabi besar Perjanjian Lama.

Menurut agama Kristen, makbul tidaknya doa bergantung pada kuasa Allah, bukan pada status si pendoa.

Gereja Kristen

gereja kristen

Gereja purba, yang mencakup Gereja Timur maupun Gereja Barat, mengembangkan tradisi memohon syafaat orang-orang kudus (yang sudah wafat).

Sampai sekarang tradisi ini masih dipraktikkan dalam Gereja Ortodoks Timur, Gereja Ortodoks Oriental, Gereja Katolik, dan sejumlah gereja Anglikan.

Meski begitu, gereja-gereja yang terbentuk pada zaman Reformasi Protestan menolak tradisi berdoa kepada orang-orang kudus, dengan alasan bahwa Kristus adalah satu-satunya perantara bagi umat manusia.

Tokoh Reformasi Protestan, Hulderikus Zwingli, mengaku pernah berdoa kepada orang-orang kudus sampai akhirnya diyakinkan oleh nas Alkitab bahwa perbuatan semacam itu adalah penyembahan berhala.

Menurut Katekismus Gereja Katolik, “berdoa adalah mengarahkan akal budi dan hati kepada Allah atau meminta hal-hal baik dari Allah.”  

Penutup

Itulah informasi mengenai sejarah Kristen yang harus kalian ketahui. Setiap agama pasti memiliki keyakinannya masing-masing. Tak terkecuali dengan agama Kekristenan.

Karena itu, alangkah lebih baik kalau kita semua sebagai warga Indonesia bisa menghormati dan menghargai satu sama lain sesuai dengan prinsip kita, Bhinneka Tunggal Ika.

Semoga artikel ini dapat bermanfaat serta dapat menambah wawasan serta ilmu pengetahuan kalian. Terutama pada bidang sejarah Kekristenan.

This entry was posted in .

About

You may also like...

Your email will not be published. Name and Email fields are required